Laksana Tri Handoko Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meminta seluruh daerah yang menjadi eksportir berbagai jenis barang ke luar negeri untuk belajar dari kasus radiasi Cesium-137 yang terjadi di Cikande, Serang.
“Mulut-mulut ekspor, baik itu di Surabaya, di Semarang, di Makassar, dan seterusnya, itu banyak pembelajaran dari kasus Cikande ini yang bisa diadopsi untuk upaya preventif,” katanya dalam kegiatan Apresiasi BRIDA/BAPERIDA Optima 2025 dan Forum Komunikasi Riset dan Inovasi Daerah di Jakarta, Senin (27/10/2025) yang dilansir Antara.
Handoko menilai kasus tersebut memiliki dampak terhadap potensi ekspor udang yang bisa hilang dalam sekejap. Pasalnya, hampir lima ribu ton udang beku yang akhirnya harus kembali ke Indonesia.
“Bisa dibayangkan. Kita tidak ingin itu terjadi di daerah yang lain. Apa itu cengkeh, kemarin juga ada juga kasus cengkeh dari Lampung, kemudian mungkin khususnya yang memang punya tujuan-tujuan ekspor, itu mungkin harus segera ditanyakan untuk melakukan tindakan penjagaan,” ujarnya.
Handoko memastikan pihaknya melalui berbagai organisasi riset juga Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA/BAPERIDA) siap membantu seluruh daerah yang memiliki berbagai kendala untuk menerapkan berbagai kebijakan berbasis riset.
“Insya Allah kami siap menjadi jembatan, karena kalau ada masalah yang kira-kira common problem di banyak daerah, kami akan bawa itu melalui Deputi Kebijakan Pembangunan kami misalnya. Kalau masalah substansi, urusan problem teknis, yang membutuhkan pakar, itu sudah pasti kami banyak pakar, semua bidang,” ucap Laksana Tri Handoko.
Diketahui, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Cesium-137 (Cs-137) terus mempercepat proses dekontaminasi di kawasan industri dan pemukiman warga di Cikande, Banten, dengan saat ini total 91 warga telah direlokasi sementara dari zona merah.
Rasio Ridho Sani Deputi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) yang juga Ketua Bidang Mitigasi dan Penanganan Kontaminasi Satgas Cs-137 menyampaikan 22 pabrik dan 12 titik lainnya telah melalui dekontaminasi setelah terpapar cemaran radioaktif Cs-137.
“Satgas terus melakukan percepatan dekontaminasi. Di samping yang berada di 22 pabrik, dekontaminasi juga dilakukan di 12 lokasi lain yang terdeteksi Cs-137,” ujar Rasio. (ant/bil/iss)






