Selasa, 18 Maret 2025

BRIN Temukan Spesies Cecak Baru dari Jawa Timur, Dinamai Pecelmadiun

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Spesies Cecak Jarilengkung baru bernama Cyrtodactylus pecelmadiun yang ditemukan di kawasan Maospati, Kabupaten Magetan, dan Mojokerto, Jawa Timur. Foto: BRIN

Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan spesies Cecak Jarilengkung baru bernama Cyrtodactylus Pecelmadiun yang ditemukan di kawasan Maospati, Kabupaten Magetan, dan Mojokerto, Jawa Timur pada Selasa (11/3/2025).

Awal Riyanto Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN menyebut, temuan ini semakin menegaskan bahwa masih banyak keragaman tersembunyi dari spesies Cecak Jarilengkung di Jawa yang sudah dieksplorasi sejak Kolonial Belanda.

Penamaan pecelmadiun untuk cecak tersebut karena terinspirasi dari kuliner khas Jawa Timur. Riyanto menyebut cecak itu ditemukan di wilayah urban seperti tanggul jembatan, tumpukan genteng dan kebun di permukiman desa.

Temuan ini membuat para peneliti untuk mendorong eksplorasi lebih lanjut guna mengungkap keragaman tersembunyi dari Cyrtodactylus di Jawa.

“Para peneliti ingin mengenalkan ragam kuliner Nusantara melalui dunia sains, sebagaimana yang dilakukan sebelumnya dalam deskripsi C. papeda dari Pulau Obi fan C. tehetehe dari Kepulauan Derawan,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (13/3/2025).

Secara morfologi atau bentuk organisme dalam ilmu biologi , C. pecelmadiun ini memiliki warna dasar cokelat kehitaman. Dengan ciri-ciri cecak berjenis kelamin jantan dewasa yang memiliki panjang tubuh (Snout-Vent Length/SVL) hingga 67,2 mm (milimeter). Sementara betina mencapai 59,0 mm.

Spesies ini memiliki 18–20 baris tuberkular dorsal yang tidak teratur di bagian tengah tubuh, yaitu 26–28 baris tuberkular antara ketiak dan selangkangan, serta 28–34 baris sisik perut.

Pada individu jantan, terdapat ceruk precloacal dengan 32–37 pori precloacofemoral, sementara bagian subkaudalnya tidak memiliki sisik lebar.

“Kami mengamati bahwa C. pecelmadiun cenderung generalis dalam hal habitat. Spesies ini ditemukan tidak lebih dari 40 centimeter di atas permukaan tanah,” katanya.

Untuk diketahui, Cecak jarilengkung Jawa atau merupakan spesies yang pertama dideskripsi oleh Gray (1831), berdasarkan spesimen yang dikoleksi Heinrich Kuhl dan Johan Conrad van Hasselt.

Seiring perkembangan penelitian, beberapa spesies baru dari Jawa telah dideskripsi, antara lain C. semiadii (2014), C. petani (2015), C. klakahensis (2016), dan C. belanegara (2024).

Namun, Mecke et al. (2016) menemukan bahwa populasi C. fumosus di Jawa sebenarnya merupakan variasi dari C. marmoratus. Riyanto et al. (2020) juga mensinonimkan C. klakahensis sebagai C. petani berdasarkan taksonomi integratif.

Secara filogenetik, C. pecelmadiun berkerabat dekat dengan C. petani, dengan jarak genetik 0,1–1,6 persen. Spesies ini menjadi bukti kedua keberadaan grup darmandvillei di Jawa setelah C. petani, grup ini melimpah di kawasan Sunda Kecil.

Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Zootaxa (https://mapress.com/zt/article/view/zootaxa.5570.1.3) pada edisi 16 Januari 2025 dan menjadi referensi penting dalam studi taksonomi serta konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia.

“Penemuan ini semakin mendorong eksplorasi lebih lanjut untuk mengungkap keragaman tersembunyi dari Cyrtodactylus di Jawa, mengingat masih banyak spesies yang belum teridentifikasi secara menyeluruh,” pungkasnya.(wld/bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Belakang Suroboyo Bus

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Surabaya
Selasa, 18 Maret 2025
27o
Kurs