Sabtu, 31 Mei 2025

China Protes Keras Rencana AS Cabut Visa Pelajar Tiongkok

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Mao Ning Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China. Foto: Antara

Pemerintah China melayangkan protes keras terhadap rencana Amerika Serikat (AS) yang akan mencabut visa pelajar asal Tiongkok secara agresif. Langkah itu dinilai diskriminatif dan bermotif politik.

“Keputusan AS untuk mencabut visa pelajar China sama sekali tidak dapat dibenarkan,” tegas Mao Ning, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China dalam konferensi pers di Beijing, Kamis (29/5/2025), seperti dilansir Antara.

Menurut Mao, pencabutan visa itu menggunakan dalih ideologi dan keamanan nasional, serta merugikan hak dan kepentingan hukum pelajar internasional asal Tiongkok. Ia juga menyebut kebijakan tersebut mengganggu pertukaran antarmasyarakat antara China dan AS.

“Langkah yang bermotif politik dan diskriminatif ini menyingkap kemunafikan AS atas kebebasan dan keterbukaan. Hal ini akan semakin merusak citra dan reputasi AS sendiri,” kata Mao Ning.

China, lanjut Mao, telah menyampaikan protes resmi kepada pihak AS dan menyerukan agar hubungan kedua negara tetap diarahkan pada kerja sama yang konstruktif.

Sebelumnya, Marco Rubio Menteri Luar Negeri AS menyatakan bahwa di bawah kepemimpinan Donald Trump Presiden AS, Departemen Luar Negeri akan bekerja sama dengan Departemen Keamanan Dalam Negeri untuk mencabut visa pelajar asal Tiongkok secara agresif.

“Kami juga akan merevisi kriteria visa untuk meningkatkan pengawasan terhadap semua permohonan visa dari China dan Hong Kong,” tulis Rubio dalam laman resmi Kementerian Luar Negeri AS, Rabu (28/5/2025).

Pencabutan akan difokuskan pada pelajar yang memiliki hubungan dengan Partai Komunis China (PKC) atau yang belajar di bidang-bidang strategis. Rubio juga menginstruksikan seluruh kedutaan besar AS untuk menghentikan sementara penjadwalan visa pelajar, sembari memperluas pemeriksaan media sosial para pelamar.

Langkah ini merupakan bagian dari kebijakan keras pemerintahan Trump terhadap universitas dan mahasiswa internasional. Sebelumnya, ribuan visa pelajar telah dicabut, termasuk terhadap mereka yang terlibat dalam aktivisme politik, khususnya protes pro-Palestina dan anti-perang Gaza.

Pemerintah AS menuduh sejumlah mahasiswa menyebarkan anti-Semitisme dan menuding universitas-universitas besar seperti Harvard terlalu liberal dan tidak mampu menangani isu tersebut. Pemerintahan Trump juga telah membekukan ratusan juta dolar dana untuk kampus-kampus tersebut.

China merupakan negara asal mahasiswa internasional terbesar kedua di AS setelah India. Namun, ketegangan politik dan pandemi Covid-19 menyebabkan jumlah pelajar asal China menurun dalam beberapa tahun terakhir.

Pada tahun ajaran 2023–2024, tercatat sekitar 277.000 mahasiswa China belajar di AS, turun dari puncaknya yang mencapai 370.000 pada 2019. Sebaliknya, hanya sekitar 800 mahasiswa AS belajar di China pada 2024, jauh menurun dari puncak 15.000 orang pada 2014.

Sebagai catatan, jumlah anggota Partai Komunis China mencapai 99,185 juta orang per 31 Desember 2023, atau sekitar 7 persen dari total penduduk 1,4 miliar jiwa. Dari jumlah itu, sekitar 2,77 juta adalah mahasiswa. (ant/bel/bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Avanza Terbalik Usai Tabrak 2 Mobil Parkir

Surabaya
Sabtu, 31 Mei 2025
27o
Kurs