Sabtu, 18 Oktober 2025

Coding dan AI Akan Jadi Pelajaran Wajib di Sekolah

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Abdul Mu'ti Mendikdasmen dalam sambutannya di acara Lokakarya Kecerdasan Artifisial (KA) yang berkolaborasi dengan Monash University. Foto: istimewa

Abdul Mu’ti Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) mengemukakan bahwa coding dan kecerdasan buatan (AI) yang saat ini masih bersifat pilihan, akan diarahkan menjadi mata pelajaran wajib.

“Kebutuhan guru coding dan AI akan meningkat tajam, sehingga peran perguruan tinggi sebagai mitra pendidikan sangat dibutuhkan,” katanya dilansir dari Antara, Sabtu (18/10/2025).

Saat ini, lanjutnya, coding dan AI masih menjadi mata pelajaran (mapel) pilihan, namun ke depan menjadi pelajaran wajib bagi siswa.

Mendikdasmen juga mengatakan bahwa mulai tahun 2027, bahasa Inggris akan menjadi mata pelajaran wajib sejak kelas 3 SD. Karena itu, pelatihan guru bahasa Inggris menjadi fokus utama.

Namun, ia menginginkan istilah pelatihan diganti menjadi pendidikan agar dapat disertifikasi dan berdampak pada profesionalisme guru.

Sementara tu, Abdul Mu’ti menuturkan, saat ini Kemendikdasmen memiliki sejumlah program prioritas yang dapat dijalankan secara kolaboratif bersama Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA).

Pertama, revitalisasi satuan pendidikan, yang tidak hanya berfokus pada perbaikan fisik dan sarana prasarana sekolah, tetapi juga mencakup pembenahan sistem manajemen, tata kelola, serta peningkatan kapasitas kepala sekolah dan tenaga pendidik.

Program ini diarahkan agar sekolah-sekolah di berbagai daerah mampu mengelola pembelajaran secara mandiri dan efisien dengan dukungan konsultan serta fasilitator profesional.

Revitalisasi tersebut juga meliputi penyusunan kurikulum yang adaptif terhadap kebutuhan zaman, penguatan karakter siswa, serta peningkatan kualitas layanan pendidikan agar selaras dengan standar nasional dan internasional.

Program kedua berkaitan dengan peningkatan kualitas guru melalui berbagai skema pelatihan dan pendidikan profesi.

Pemerintah, katanya, telah menyiapkan 808 ribu kuota Pendidikan Profesi Guru (PPG) serta memperluas program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) bagi guru yang belum menyelesaikan studi sarjananya.

Kemendikdasmen juga mendorong program pembelajaran mendalam (deep learning) untuk memperkuat kapasitas pedagogik dan karakter siswa. Program ini, dapat melibatkan PTMA sebagai penyelenggara pelatihan guru dan pengembang modul.

Mendikdasmen menegaskan bahwa kementeriannya mendorong agar setiap kebijakan lahir dari kajian akademik yang kuat.

“Kami ingin kebijakan pendidikan tidak sekadar administratif, tetapi menjadi rekayasa sosial yang membentuk karakter bangsa. Karena itu, penelitian dan masukan dari kampus-kampus Muhammadiyah-Aisyiyah akan sangat berarti,” ujarnya. (ant/saf/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Sabtu, 18 Oktober 2025
36o
Kurs