Rabu, 3 Desember 2025

Cuaca Ekstrem Sumatra Dipicu Siklon Tropis Langka Dekat Ekuator

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi - Warga berjalan melintasi sungai dengan jembatan darurat di Desa Aek Garoga, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, Sabtu (29/11/2025). Foto: Antara

Cuaca ekstrem di Sumatra yang memicu banjir bandang di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat akhir-akhir ini terkait dengan anomali siklon tropis yang terbentuk sangat dekat garis ekuator, fenomena langka yang jarang terjadi.

Sonni Setiawan Dosen Departemen Geofisika dan Meteorologi IPB University menjelaskan, siklon tropis yang muncul di bawah lintang lima derajat menarik perhatian para meteorolog, karena posisi pembentukannya tidak biasa.

“Tahun ini agak menarik perhatian para meteorologis, karena siklon tropis terjadi di dekat ekuator, bahkan di bawah lintang lima derajat,” ujar Sonni Setiawan dilansir dari Antara pada Rabu (3/12/2025).

Fenomena ini dikenal sebagai Siklon Tropis Senyar, yang interaksinya diperkuat oleh beberapa sistem atmosfer lain.

Dalam analisis Sonni, ada interaksi menarik antara Siklon Tropis Senyar, gelombang Ekuatorial Rossby, Madden Julian Oscillation (MJO) yang berada pada Fase 6 di Pasifik Barat tropis, IOD (The Indian Ocean Dipole), serta La Nina yang intens karena termodulasi aktivitas sunspot.

La Nina dan IOD yang ditandai dengan menghangatnya suhu muka laut dapat memberikan pasokan uap air yang berlimpah.

Hal tersebut merupakan syarat awal terbentuknya depresi tekanan, yang kemudian dapat berkembang menjadi bibit-bibit siklon tropis dan pada akhirnya tumbuh menjadi siklon tropis.

Kehadiran gelombang Rossby Ekuator dan MJO dapat menguatkan konvergensi dalam fase genesis siklon tropis.

Kombinasi tersebut, kata Sonni, kemudian membentuk awan-awan Cumulonimbus (CB) dalam jumlah besar dan memicu hujan ekstrem berkepanjangan di Sumatra. Hujan dapat berlangsung lebih dari 24 jam.

Di saat bersamaan, wilayah Indonesia juga berada dalam pengaruh dua bibit siklon dan Siklon Tropis Fina, sehingga risiko bencana hidrometeorologi meningkat.

“Siklon tropis merupakan gangguan atmosfer berskala sinoptik yang dapat memicu bencana hidrometeorologi di wilayah yang dilaluinya, terutama dalam durasi harian di kawasan tropis,” katanya.

Dalam kondisi normal, lanjutnya, pembentukan siklon tropis mengikuti pergerakan matahari.

Jika matahari berada di belahan bumi utara, siklon tropis lebih banyak terjadi di utara. Ketika bergeser ke selatan, kejadian pun dominan di selatan.

“Namun tahun ini anomali muncul karena pembentukan terjadi sangat dekat ekuator,” kata Sonny.

Ia juga mengingatkan meskipun Indonesia bukan jalur utama siklon, dampaknya tetap signifikan. “Dampaknya memang tidak sebesar daerah di luar batas lintang tersebut, tetapi potensi hujan ekstrem dan angin kencang tetap perlu diwaspadai,” katanya.

Fenomena siklon tropis dekat ekuator ini menjadi catatan penting bagi sains meteorologi Indonesia.

Pemantauan satelit dan kajian lebih mendalam diperlukan agar masyarakat dapat lebih siap menghadapi cuaca ekstrem yang kian sering terjadi dalam konteks perubahan iklim global. (ant/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Rabu, 3 Desember 2025
29o
Kurs