Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Rapat Pleno di Hotel Sultan Jakarta, Selasa (9/12/2025), mendapuk KH Zulfa Mustofa sebagai Penjabat Ketua Umum (Pj Ketum) PBNU menggantikan KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.
Agenda itu dibuka dengan rangkaian doa bersama atau istighosah dan penyaluran bantuan untuk korban bencana banjir bandang di Sumatra.
Membuka Pleno, PBNU melalui Rais ‘Aam KH Miftachul Akhyar juga menyalurkan donasi milaran Rupiah untuk korban bencana.
Kesan istimewa juga terlihat dari pleno yang dihadiri para pengurus NU dari jajaran mustasyar, syuriah, tanfidziah serta para keturunan pendiri NU.
Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag Ketua PBNU bidang Pendidikan mengatakan, pembukaan pleno dengan doa dan donasi tersebut merupakan bentuk kepedulian PBNU terhadap masyarakat yang sedang menghadapi musibah.
“Doa bersama dan donasi ini adalah upaya PBNU untuk turut mendoakan agar bencana di Sumatera segera tertangani. Santunan yang diberikan diharapkan bisa meringankan beban para korban,” ujar Prof. Mukri.
Di agenda Istigosah, para kiai dan peserta mengikuti pembacaan shalawat, istighosah, tahlil, dan doa yand dipandu Habib Ahmad Edrus Al Habsyi. Kemudian, doa bersama dipimpin Wakil Rais Aam PBNU KH Afifuddin Muhajir.
Mohammad Nuh Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan, rapat pleno PBNU dengan agenda pemilihan penjabat ketua umum PBNU pada Selasa malam sudah sah.
Sesuai AD/ART, rapat disebut kuorum jika memenuhi batas minimal 50 persen plus 1 persen. Dia menekankan, daftar hadir menegaskan hal itu.
Kesan istimewa dari Pleno ini juga terlihat dari kehadiran Nasaruddin Umar Menteri Agama dan H.Kamaruddin Amin Sekjen Kemenag sekaligus Ketum ISNU, serta Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur yang juga Ketua Umum Dewan Pembina Pengurus Pusat (PP) Muslimat.
Bahkan, di antara deretan pengurus teras PBNU tersebut, hadir juga para dzuriah atau keturunan pendiri NU, antara lain Nyai Hj. Machfudhoh Aly Ubaid Putri KH Wahab Hasbullah, Mohammad Hasib Wahab Chasbullah Putra KH Wahab Hasbullah, KH Abdul Hakim Mahfudz Cucu Hadratussyech Hasyim Asari, dan Saifullah Yusuf Cicit KH Bisri Syansuri
Juga turut hadir KH Musthofa Aqil Siroj, KH Ubaidillah Ruhiat, Nyai Machfudhoh Aly Ubaid dan Habib Luthfi bin Ahmad Alattas
“Saya bersyukur karena mudah-mudahan keputusan ini bisa menjadi solusi yang terbaik,” kata Nasaruddin Umar yang juga Wakil Rais Syuriah PBNU .
Nasaruddin Umar menyebut, NU selalu memiliki caranya sendiri dalam menyelesaikan persoalan. Dia menekankan, selaku pemerintah, Kementerian Agama tidak ikut terlibat untuk mengurus hubungan internal PBNU.
Sementara, terhadap putusan Pleno, KH Mustofa Zulfa mengaku putusan Pleno merupakan satu kehormatan pada satu sisi, namun sekaligus menjadi amanah yang besar di sisi lain.
Zulfa yang juga keponakan dari Ma’ruf Amin mantan Rais Aam PBNU yang juga Wapres ke-13 RI mengatakan, akan menjalankan roda organisasi NU dalam sisa periode kepengurusan hingga 2026 mendatang. Dia pun mengajak semua pengurus PBNU dan jemaat NU untuk kembali bersatu.
“Mari kita bersatu kembali di rumah besar kita ini. Karena sudah lama masyarakat warga NU bersedih atas ketidakpastian ini,” katanya.
Terhadap kesimpulan Pleno, Prof.Mukri Ketua PBNU bidang Pendidikan menegaskan, keputusan Syuriyah PBNU memberhentikan KH Yahya Cholil Staquf dari jabatan Ketua Umum adalah keputusan final dan mengikat.
Pleno merupakan forum konstitusional yang memiliki peran penting dalam memastikan kesinambungan kepemimpinan organisasi berjalan sesuai dengan aturan dan tata kelola jam’iyyah dihadiri KH Miftachul Akhyar Rais Aam PBNU, KH Anwar Iskandar dan KH Afifuddin Muhajir Wakil Rais Aam, Mohammad Nuh dan Cholil Nafis (Rais Syuriyah PBNU), KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin), dan KH Hasib Wahab dan petinggi NU lainnya.(rid)
NOW ON AIR SSFM 100
