Senin, 7 Juli 2025

Dinas Pendidikan Surabaya Berencana Wajibkan Sekolah Berbahasa Jawa Setiap Kamis

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Yusuf Masruh Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Foto: Meilita Elaine suarasurabaya.net

Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya berencana mewajibkan sekolah untuk mewajibkan penggunaan bahasa Jawa setiap hari Kamis.

Tujuannya, merevitalisasi krama inggil di lingkungan sekolah, diperkuat dengan penetapan Bahasa Jawa sebagai mata pelajaran muatan lokal wajib untuk semua jenjang, dari TK hingga SMP, berdasarkan Peraturan Walikota Surabaya Nomor 17 Tahun 2025.

Yusuf Masruh Kepala Dispendik Kota Surabaya menyebut, krama inggil akan dihubungkan langsung dalam materi modul ajar Bahasa Jawa.

“Kami sangat siap mendukung revitalisasi ini. Bahasa Jawa telah ditetapkan sebagai pelajaran wajib, dan Krama Inggil akan menjadi bagian tak terpisahkan dari modul ajar kami. Ini adalah langkah konkret untuk membiasakan siswa dan seluruh warga sekolah berkomunikasi dalam Bahasa Jawa, sehingga tidak hanya teori tapi juga praktik,” ujar Yusuf, Senin (7/7/2025).

Kepala Dispendik itu juga memperbolehkan siswa untuk menggunakan Bahasa Jawa khas Suroboyoan.

“Pengajaran akan disesuaikan dengan Bahasa Jawa khas Surabaya. Misalnya, dalam mendongeng, siswa bisa menggunakan cerita daerah dengan logat khas Surabaya seperti kata rek atau koen, menunjukkan fleksibilitas dalam penerapan,” imbuhnya.

Ia menyebut Dispendik juga bakal menggandeng Balai Bahasa Jawa Timur. Bahkan, telah dilakukan audiensi khusus dengan Dispendik Surabaya dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Jawa.

“Ini dilanjutkan dengan rapat koordinasi antarinstansi bersama Balai Bahasa serta perwakilan dari Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, dan Kota Surabaya, yang menghasilkan penandatanganan komitmen dukungan revitalisasi Bahasa Jawa, disaksikan langsung oleh Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra,” bebernya.

Revitalisasi Bahasa Jawa ini, lanjut Yusuf, akan dijadikan program prioritas dalam anggaran kegiatan lomba antar sekolah. Berbagai kompetisi akan digelar, mulai dari cerpen, komedi tunggal, pidato, mendongeng, puisi, menembang, hingga menulis aksara Jawa.

Selain itu, MGMP Bahasa Jawa Kota juga diberi mandat untuk menyusun modul ajar revitalisasi Bahasa Jawa, lengkap dengan Surat Perintah Tugas resmi.

Dispendik Surabaya juga telah menyiapkan strategi sosialisasi yang matang, dan akan dibentuk tim khusus terdiri dari 24 guru. Yakni, 12 guru jenjang SD dan 12 guru jenjang SMP untuk mensosialisasikan program ini kepada koordinator guru di wilayah masing-masing.

“Tim guru dari SD dan SMP ini juga akan terlibat aktif dalam penyusunan modul ajar di Balai Bahasa Jawa Timur pada 24-26 Juni 2025. Modul pembelajaran ini, yang sedang dalam tahap kurasi dan disusun bersama tim dari UNESA, Gresik, Sidoarjo, dan Surabaya, akan menjadi panduan utama bagi guru dan siswa,” jelasnya.

Mekanisme pengawasan dan evaluasi keberhasilan program akan dilakukan oleh Balai Bahasa melalui jurnal dan pendampingan. “Balai Bahasa juga akan membentuk grup khusus untuk memfasilitasi koordinasi dan pengiriman hasil kerja berupa modul ajar,” ungkapnya.

Meskipun tidak ada program percontohan atau uji coba menyeluruh, namun akan ada pelatihan khusus bagi guru-guru tertentu mengenai tata cara pengajaran dan penggunaan modul, yang nantinya akan diimbaskan oleh tim penyusun modul.

“Dengan persiapan yang komprehensif ini, Dispendik Surabaya yakin Bahasa Jawa Krama Inggil akan semakin hidup dan lestari di kalangan generasi muda Surabaya,” pungkasnya. (lta/bil/iss)

Berita Terkait


Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Senin, 7 Juli 2025
29o
Kurs