Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur mengapresiasi pelajar SMK Negeri 2 Mojokerto yang berhasil membuat karya inovasi makanan berupa mi instan ramah lingkungan.
Aries Agung Paewai Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur (Dindik Jatim) menilai, kemasan mi tersebut, dibuat cukup trendy untuk menarik pembeli. Selain itu, produk juga dibuat tanpa bahan pengawet dan tetap menjaga komposisi gizinya.
“Ini menunjukkan bahwa siswa SMK mampu menciptakan solusi makanan yang sehat tanpa mengorbankan daya tarik pasar,” katanya, pada Jumat (24/10/2025).
Hasil olahan pelajar dengan nama multi mie itu, sekaligus disiapkan untuk Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) mewakili Jatim dengan mengusung solusi gaya hidup sehat dan ramah lingkungan di Jakarta, pada Senin (27/10/2025) mendatang.
“Kami sangat mengapresiasi inovasi kreasi makanan yang inovatif dari produk Multie Mie. Produk ini bukti bahwa representasi sempurna dari inovasi vokasi yang peka terhadap perkembangan zaman,” ucapnya.
Keikutsertaan dalam kompetisi FIKSI, kata Aries, menjadi bukti bahwa pelajar Jatim juga memiliki keahlian tata boga yang tidak hanya berkutat pada resep tradisional, tetapi juga mampu menghasilkan produk dengan nilai jual tinggi dan siap bersaing di pasar nasional.
Selain itu, ia juga mengapresiasi aspek pendukung seperti desain kemasan, promosi, hingga branding yang melibatkan kolaborasi aktif dari siswa jurusan lain, seperti Desain Komunikasi Visual (DKV).
“Ini adalah contoh ideal dari pendidikan vokasi yakni sinergi keahlian. Kami mendorong semua SMK di Jatim untuk terus memecah sekat jurusan dan berkolaborasi, karena di dunia industri, kesuksesan lahir dari kerja tim lintas disiplin,” ucapnya.
Faisal salah satu anggota tim pembuat multi mie mengatakan, mi tersebut berbeda dengan mi pada umumnya, yakni dibuat dari tepung terigu yang difortifikasi dengan daun kelor, kunyit dan buah bit. Ketiga bahan tersebut, mengandung antioksidan tinggi sekaligus menjadi pewarna alami.
“Bahan-bahan ini bukan hanya menambah nilai gizi, tapi juga memperkuat identitas lokal Mojokerto,” ucapnya.
Dalam proses produksi, siswa kelas XII Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian ini menyebut bekerja sama dengan Kelompok Tani Wanita (KWT) Putri Kencana di Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon, sebagai pemasok daun kelor dan kunyit. Mi dikembangkan dengan prinsip ramah lingkungan melalui penggunaan edible film, yakni lapisan pengemas bumbu yang bisa langsung larut ketika diseduh.
“Lapisan ini kami buat sendiri dari pati singkong, sebagai upaya nyata mengurangi limbah plastik multilayer yang banyak digunakan pada kemasan mie instan konvensional. Jadi saat buat mi, kemasan pembungkus bumbu bisa langsung dimakan. Karena sifat edible film itu seperti pembungkus sosis,” jelasnya.
Reyfan anggota setim menambahkan, bahwa pembuatan multi mi didasari dari produk produk yang praktis, sehat, bergizi dan enak namun tetap peduli lingkungan. Kemasan utama multie mie juga menggunakan paper bowl biodegradable, wadah yang mudah terurai dan dapat didaur ulang.
Saat ini, multi miendijual di koperasi sekolah dengan harga Rp8.000 per cup. Untuk memastikan keamanan produk, tim juga telah melakukan uji laboratorium, serta tengah mengurus legalitas usaha seperti NIB, PIRT, dan sertifikasi halal.(ris/iss)
NOW ON AIR SSFM 100
