
Donald Trump Presiden Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza kemungkinan akan segera terwujud.
“Saya kira (waktunya) sudah dekat,” ujar Trump kepada wartawan di Ruang Oval, Gedung Putih, Jumat (27/6/2025) yang dilansir Anadolu.
“Saya baru saja berbicara dengan beberapa orang yang terlibat dalam negosiasi gencatan senjata. Kami memperkirakan dalam minggu depan kita akan mencapai kesepakatan,” imbuhnya.
Trump menyebut situasi yang terjadi di Gaza sebagai sebuah “tragedi mengerikan”. Menurut laporan harian Haaretz yang terbit Jumat, hampir 100.000 warga Palestina telah tewas dalam perang genosida yang dilancarkan Israel di Gaza. Jumlah itu mencakup sekitar 4 persen populasi Gaza.
Namun, angka tersebut berbeda dengan data dari Kementerian Kesehatan Gaza, yang menyebutkan lebih dari 56.300 korban jiwa sejak agresi dimulai pada Oktober 2023.
Selain serangan langsung, banyak warga juga meninggal akibat dampak tidak langsung dari perang, seperti kelaparan, kedinginan, dan penyakit, di tengah runtuhnya sistem kesehatan di wilayah tersebut.
Tentara Israel terus menggempur Gaza sejak Oktober 2023, meskipun tekanan dari komunitas internasional untuk menghentikan kekerasan semakin menguat.
Pada November tahun lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Selain itu, Israel juga tengah menghadapi gugatan di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait tuduhan genosida dalam serangan militernya terhadap wilayah kantong Palestina tersebut.
Pernyataan Donald Trump membuka peluang terwujudnya gencatan senjata yang telah lama ditunggu oleh berbagai pihak, termasuk warga sipil di Gaza dan komunitas internasional.
Dengan meningkatnya jumlah korban jiwa dan kondisi kemanusiaan yang semakin memburuk, banyak pihak berharap proses negosiasi yang sedang berlangsung dapat membuahkan hasil konkret demi menghentikan pertumpahan darah di Jalur Gaza. (bil/faz)