Rabu, 30 April 2025

Dosen Sosiologi: Minimnya Lapangan Kerja Jadi Pemicu PMI Terjebak Judi Online hingga Penipuan

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Ilustrasi. Ratusan pekerja migran Indonesia (PMI) melanggar dokumen keimigrasian di negara Arab Saudi dipulangkan ke tanah air melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada Minggu (12/1/2025) dini hari. Foto: Antara

Agus Budiman Dosen Sosiologi Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya mengatakan, minimnya lapangan kerja di dalam negeri menjadi salah satu faktor pendorong masyarakat mencari pekerjaan di luar negeri.

Mirisnya, banyak juga Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang terjebak dalam praktik ilegal, terkena judi online, bahkan ada yang sampai meninggal dunia karena diduga mengalami penyiksaan oleh pihak perusahaan luar negeri.

“Kurangnya informasi dan pemahaman tentang risiko pekerjaan di luar negeri juga turut memperburuk situasi ini,” tegasnya, Jumat (18/4/2025).

Budi menegaskan, fenomena itu bukan soal kriminalitas individu semata, tetapi cermin kegagalan negara dalam menyediakan pekerjaan yang layak bagi rakyatnya.

“Banyak warga Indonesia terpaksa merantau dengan risiko tinggi karena kondisi ekonomi,” ucapnya.

Menurut laporan Migrant Watch Asia, kata dia, banyak PMI direkrut melalui agen tidak resmi dan dijanjikan pekerjaan di sektor jasa atau teknologi. Tapi ternyata, mereka dipaksa bekerja di perusahaan yang menjalankan aktivitas judi online, penipuan daring, sampai perdagangan manusia. Bahkan, ada juga yang mendapat kekerasan hingga tidak menerima gaji sebagaimana dijanjikan.

“Negara tidak cukup hanya memulangkan mereka. Harus ada evaluasi menyeluruh terhadap sistem perlindungan PMI dan kebijakan ketenagakerjaan nasional,” ujarnya.

Budi mengatakan, adanya peningkatan masyarakat Indonesia yang berangkat non-prosedural ke Kamboja sama dua tahun terakhir, merupakan bukti bahwa pengawasan pemerintah terhadap agen penyalur tenaga kerja masih sangat lemah.

“Ironisnya, kita membiarkan anak-anak bangsa menjadi korban kejahatan transnasional karena tidak ada ruang kerja yang tersedia di tanah air,” ucapnya.

Dengan kondisi itu, ia mengingatkan bahwa pemerintah jangan hanya reaktif, tetapi harus mulai serius berinvestasi pada pengembangan ekonomi lokal, pelatihan vokasi, dan pembukaan sektor industri berbasis kerakyatan untuk mengatasi masalah tersebut.

Selain itu, ia menegaskan bahwa penting juga untuk pemerintah agar meningkatkan kualitas pendidikan, pelatihan keterampilan, dan menyediakan lapangan kerja yang layak guna mengurangi ketergantungan pada pekerjaan migran yang berisiko tinggi.

“Kalau tidak ada perubahan fundamental, cerita PMI menjadi korban eksploitasi akan terus berulang,” tandasnya.(ris/wld/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Avanza Terbalik Usai Tabrak 2 Mobil Parkir

Mobil Terbakar Habis di KM 750 Tol Sidoarjo arah Waru

Kecelakaan Dua Truk di KM 751.400 Tol Sidoarjo arah Waru

BMW Tabrak Tiga Motor, Dua Tewas

Surabaya
Rabu, 30 April 2025
33o
Kurs