Senin, 17 November 2025

DPRD Surabaya Desak Penindakan Prostitusi Terselubung, Pemkot Pastikan Patroli Jalan Terus

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Polisi saat melakukan penggerebekan di salah satu kamar, di Jalan Putat Jaya Timur (eks lokalisasi dolly). Foto: Istimewa

DPRD Kota Surabaya menekan pemerintah kota agar bertindak tegas terhadap sejumlah titik yang diduga menjadi lokasi praktik prostitusi.

Yona Bagus Widyatmoko Ketua Komisi A DPRD Surabaya meminta Satpol PP dan jajaran pemerintah wilayah segera melakukan penertiban tanpa kompromi.

“Kami berulangkali mengingatkan kepada Pemkot Surabaya melalui Satpol PP serta Bapemkesra yang menaungi lurah dan camat untuk tegas melakukan tindakan jika ada tempat-tempat yang ditengarai digunakan sebagai lokasi prostitusi,” katanya, Senin (17/11/2025).

Menurutnya, praktik prostitusi muncul dalam banyak bentuk tidak hanya konvensional tapi juga digital.

“Termasuk tempat-tempat pijat tradisional berizin pelayanan kesehatan tradisional dan penginapan yang diduga dipakai untuk layanan prostitusi online,” jelasnya.

Sejumlah titik lokalisasi di Surabaya yang masih beroperasi misalnya Moroseneng Oktober 2025 lalu. Kemudian eks lokalisasi Dolly digerebek PADA 16 November 2025.

“Masih banyak lokasi rumah kos dan wisma yang meskipun tertutup secara formal, tetap digunakan untuk aktivitas prostitusi terselubung,” ungkapnya.

BACA JUGA: Polisi Amankan 4 Orang Diduga Pelaku Prostitusi di Eks Lokalisasi Dolly

BACA JUGA: Pemkot Surabaya Perketat Pengawasan Eks Lokalisasi Moroseneng

Menurutnya tindakan tegas itu mengacu regulasi mulai Pasal 296 KUHP, Pasal 506 KUHP, UU ITE, serta UU TPPO.

“Maraknya praktik prostitusi terselubung baik konvensional maupun melalui platform digital jelas melanggar regulasi,” tegasnya.

Menurutnya pemkot harus konsisten disertai dukungan masyarakat untuk menciptakan Surabaya bersih dari prostitusi.

“Dibutuhkan kesadaran, komitmen, dan konsistensi semua pihak untuk bersama-sama menciptakan Surabaya bersih dari prostitusi. Tanpa itu semua pasti akan sia-sia,” ujarnya.

“Dampak besar prostitusi adalah merusak moral generasi muda dan citra kota Surabaya. Penutupan Dolly dulu menjadi prestasi yang mengakhiri label Surabaya sebagai kota dengan wisata esek-esek terbesar di Indonesia,” tutupnya.

Terpisah Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya memastikan patroli gabungan antara pemkot dan Polrestabe Surabaya akan terus berlanjut sebagai upaya pencegahan.

“(Patroli) kita tetap jalan terus. Jadi itu kita koordinasi dengan Polrestabes (Surabaya) sama seperti di (eks lokalisasi) Moroseneng,” ujarnya mengutip rilis Diskominfo Kota Surabaya.

Lebih detil ia menjelaskan lokasi penggerebekan, bukan di area Dolly, tapi rumah kos atau kos-kosan di sekitar kawasan itu.

“Jadi kita jalan (patroli) terus. Dan (penindakan) itu bukan di Dolly-nya, tapi nang nggone (di tempat) kos-kosan, bukan di tempat Dolly-nya. Kalau Dolly-nya clear, aman,” terangnya.

Meski demikian, ia memastikan Pemkot Surabaya bersama kepolisian terus melakukan pengawasan eks lokalisasi dna berbagai titik lain.

“Jadi mulai Moroseneng-Dolly, kita join sama Polrestabes Surabaya terus. Itu tergantung warga. Makanya saya bilang, titip kepada warganya,” ujarnya.

Terkait terduga pelaku yang telah diamankan kepolisian, ia meminta disanksi tegas. “Tersangkanya sanksi berat, yang seperti ini (prostitusi) haram,” tandasnya. (lta/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Senin, 17 November 2025
25o
Kurs