Senin, 22 September 2025

DPRD Surabaya Sebut Pinjaman Daerah Jadi Peluang Dorong Pembangunan

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Arif Fathoni Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya. Foto: Antara

Arif Fathoni Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya menyebut, pinjaman daerah atau pembiayaan alternatif untuk pembangunan infrastruktur jadi peluang mendorong pembangunan.

Dari hasil konsultasi DPRD Kota Surabaya ke Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Surabaya dinilai memenuhi syarat untuk mengambil opsi pembiayaan alternatif itu.

“Berdasarkan dokumen yang diterima Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, dan Bappenas, serta studi kelayakan yang ada, Surabaya sangat memenuhi syarat untuk mengambil pembiayaan alternatif,” kata Arif Fathoni, Senin (22/9/2025).

Ia menjelaskan, rencana pembiayaan alternatif itu diajukan periode 2026–2027 dengan total Rp3,15 triliun. Rinciannya, pinjaman melalui PT SMI sebesar Rp2,71 triliun dan Bank Jatim sebesar Rp447,8 miliar.

Dana dialokasikan untuk pembangunan sejumlah infrastruktur strategis, antara lain Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB), pelebaran Jalan Wiyung, pembangunan Flyover Dolog, pembangunan Saluran Diversi Gunungsari, pemasangan Penerangan Jalan Umum (PJU), pembangunan jalan tembus Dharmahusada, dan penanganan genangan.

Menurutnya, pembiayaan alternatif yang dikelola dengan baik bisa memberi dampak pertumbuhan ekonomi Surabaya. Misalnya, proyek diversi Gunungsari yang ditargetkan rampung 2025 akan jadi pusat usaha baru serta lapangan kerja.

“Kami optimistis di 2026 masyarakat Surabaya sudah bisa merasakan dampaknya,” ujarnya.

Ia memastikan DPRD akan mengawal pelaksanaan pinjaman agar sesuai dengan rencana dan menghindari potensi penyalahgunaan.

“Seluruh fraksi akan menugaskan anggotanya untuk memastikan pinjaman alternatif ini sesuai antara apa yang di rencanakan dengan apa yang akan dilaksanakan,” tegasnya.

Menurutnya, Surabaya perlu berbenah menghadapi dinamika pembangunan nasional, termasuk pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) pada 2028.

“Surabaya dan daerah penyangganya, seperti Sidoarjo dan Gresik, harus berkembang bersama. Kami berharap gubernur dapat menjadi jembatan untuk mendorong kolaborasi tiga daerah ini,” tambahnya.

Ia berharap APBD Surabaya 2026 tetap berfungsi sebagai instrumen pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Sektor ekonomi kreatif, lanjutnya juga perlu mendapat perhatian, seiring dengan upaya Surabaya mengembangkan diri sebagai gaming city.

“Dengan dukungan pembiayaan alternatif dan APBD yang tepat, Surabaya dapat memperkuat pembangunan infrastruktur sekaligus memacu tumbuhnya ekonomi kreatif dan kualitas sumber daya manusia,” tandasnya. (lta/bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Senin, 22 September 2025
34o
Kurs