Seorang driver ojek online (ojol) di Surabaya yang mendadak jadi perbincangan pada Kamis (13/11/2025) siang ini, usai diduga membawa, menurunkan, dan meninggalkan begitu saja seorang anak tunagrahita inisial C (13 tahun) sejauh 7 kilometer dari rumahnya, akhirnya buka suara.
Driver ojol bernama Agus (52 tahun) asal Pesapen Barat, Kecamatan Pabean Cantian, Kota Surabaya itu menjelaskan, kejadian yang viral itu merupakan kesalahpahaman semata.
Dia menceritakan, awalnya sekitar pukul 10.18 WIB, saat tengah mengantar barang dan melintas di depan sekolah tempat C belajar di daerah Simomulyo, Sukomanunggal, tiba-tiba dicegat dan dimintai tolong anak tersebut supaya mengantarkannya pulang.
Mengaku kasihan dengan C yang saat itu berseragam pramuka dan tampak kebingungan di pinggir jalan, Agus kemudian mengizinkan anak tersebut naik ke motor listrik abu-abu nopol L 5397 ACR yang dikendarainya.
“Sebenarnya saya ini kan lagi ngangkut, GoSend barang ceritanya. Tapi tiba-tiba di tengah jalan, kebetulan dekat sekolahnya adik tersebut saya dicegat dengan bahasa (isyarat). Adik ini kan enggak bisa bicara (jelas) ya, yang saya tangkap dari gerakan tangannya (minta diantar pulang). Saya bilang, ‘Oke, nanti adik jadi petunjuknya ya.’ Akhirnya dia naik ke motor saya,” kata Agus kepada Radio Suara Surabaya, Kamis petang.
Agus menegaskan, alasannya mengizinkan C naik ke motornya untuk diantar pulang, semata karena kasihan dengan anak tersebut.
“Kok anak berkebutuhan khusus ini kok enggak dijemput gitu. Akhirnya saya angkut saja gitu karena merasa kasihan. Akhirnya dia jadi petunjuk arah, ngarahin belok kiri, saya ngikuti kiri, kanan, terus putar balik, saya ngikuti. Akhirnya sampai di gang di Jalan Sukomanunggal 2, dekat sekolah Cina Mandarin (Elyon Christian School),” bebernya.
Setelah sampai di gang itu, lanjutnya, si anak memberi isyarat untuk berhenti. Agus pun kemudian berhenti, namun tak langsung pergi.
“Saya turunkan di situ. Saya nanya, ‘Rumahnya benar di situ?’ Dia nunjuk satu rumah sambil ngangguk. ‘Oke, saya tinggal ya,’ saya bilang gitu. Sambil saya perhatikan dia jalan. Saya kira sudah tahu rumahnya, saya putar balik untuk nganter barang,” jelasnya.
Agus juga mengaku kalau C bahkan sempat memberinya uang sejumlah Rp2.000 usai diantar. Namun, Agus menolak.
“Sebelum dia turun, saya dikasih uang Rp2.000. Saya enggak mau karena saya merasa simpati aja, kasihan. Akhirnya saya tolak. Enggak usah, kamu bawa aja,” ucapnya.
Baru lah setelah mengantar C, beberapa lama kemudian Agus mengaku kaget diberitahu rekan sesama driver, bahwa dirinya viral usai dilaporkan atas dugaan membawa pergi anak orang.
“Saya diberitahu teman-teman satu Gojek di Surabaya, ‘Eh, kamu viral, kamu viral.’ Kaget saya. Loh, kenapa? Akhirnya saya klarifikasi ke Gojek, terus ke Suara Surabaya. Itu tadi, ceritanya itu,” katanya.
Sementara saat ditanya alasan tidak mengonfirmasi ke pihak sekolah sebelum mengantar C, Agus mengaku saat itu sedang terburu-buru.
“Kebetulan saya lagi di jalan, lagi fokus ngangkut barang. Tiba-tiba dia minta tolong. Akhirnya saya reflek aja, merasa kasihan, saya antar gitu aja,” ucapnya.
Sebagai informasi, C sendiri sejak Kamis siang dilaporkan sudah berkumpul bersama keluarganya, usai berjalan sejauh 7 km dari rumahnya.
Sementara untuk Agus sendiri, mengaku hingga Kamis sore belum sempat bertemu dengan keluarga anak tersebut untuk meluruskan kesalahpahaman ini.
“Belum. Kebetulan tadi saya telepon, yang ada di telepon itu saya cuman WA, dibaca tapi belum dibales. Itu aja, gitu ya,” ujarnya.
Sebelumnya, laporan anak hilang ini disampaikan oleh Zulfa, guru C di salah satu Sekolah Luar Biasa (SLB) Surabaya, ke Radio Suara Surabaya.
Anak C biasanya berjalan kaki atau dijemput keluarga karena jarak rumah dan sekolah hanya sekitar 100 meter. Namun pada Kamis (13/11/2025) siang, sekolah memulangkan siswa lebih awal sehingga pihak keluarga belum sempat menjemput.
Tak lama kemudian, tetangga korban melihat C dibawa seorang driver ojol, tapi tidak diturunkan di depan rumah. Pihak keluarga yang dapat laporan dari tetangga itu kemudian panik, terutama setelah CCTV tetangga menunjukkan korban dibonceng sejauh sekitar 7 kilometer.
Sekitar 30 menit setelah laporan diudarakan Suara Surabaya, korban ditemukan sendirian di sebuah gereja kawasan Tandes.
“Saat dijemput dia sendirian, orang ojolnya sudah nggak ada. Dia menangis ketakutan. Dan seragamnya sudah dilepas karena merasa gerah,” ujar Fadil, kakak korban.
Pihak keluarga sendiri sempat berencana melaporkan kejadian tersebut ke perusahaan ojek online, sementara polisi masih mendalami peristiwa ini dan telah mengecek rekaman CCTV di sekitar lokasi. (bil/ham)
NOW ON AIR SSFM 100
