
Dwi Eko Lokononto Pemimpin Redaksi (Pemred) Beritajatim.com dinobatkan menjadi Tokoh Pers 2025 oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur, dalam resepsi puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) dan HUT ke-79 PWI Jatim, di Gedung Grahadi, Surabaya, Senin (28/4/2025) malam.
Lutfil Hakim Ketua PWI Jatim mengatakan, apresiasi itu diberikan kepada Luki, sapaan Dwi Eko Lokononto, karena dedikasinya dalam dunia jurnalistik berhasil menunjukkan keberdayaan pers di tengah tantangan zaman.
“Beliau menunjukkan teladan bagaimana beradaptasi dan mengembangkan jurnalisme di dumia yang berubah,” katanya.
Sosok yang telah empat dasawarsa mengabdikan diri di dunia jurnalistik itu, menurutnya layak diteladani sebagai sosok yang optimistis di tengah derasnya informasi di media sosial.
“Bagaimana pun, Mas Luki ini berhasil menunjukkan bagaimana pers tetap hidup di tengah tantangan zaman,” katanya.
Sementara itu, Luki mengatakan bahwa tantangan jurnalistik saat ini sudah berbeda, seiring dengan kemajuan teknologi.
“Zamannya beda, tantangannya beda, mau tidak mau jurnalis itu juga harus beradaptasi dengan media sosial, harus multitasking, manajemennya harus lebih bagus. Supaya kuat menahan dan melewati semua tantangan. Itu memang tantangannya berat,” katanya kepada suarasurabaya.net
Termasuk media lokal, kata dia, media saat ini juga perlu mengumpulkan data yang sifatnya lokal, sehingga bermanfat untuk masyarakat di sekitar.
“Media lokal itu sebetulnya punya peluang besar karena algoritma google sekarang juga sedang mengumpulkan data yang sifatnya lebih pada lokal,” ujarnya.
Media, lanjut dia, juga harus original, memiliki perbedaan dengan media lain, serta untuk kepentingan publik.
“Juga harus lebih kreatif dalam membuat konten, supaya tidak seragam. Itu tantangannya, karena kalau seragam tidak ada yang baca,” katanya.
“Dan semua media saya pikir memang harus menuju seperti Suara Surabaya (SS). SS itu punya ciri khas sendiri, dia membangun DNA sendiri. Nah media-media lokal mestinya juga menggali DNA-nya. Dia kuatnya di mana, dia harus itu. Harus tahu bisnisnya ada di mana, tahu pembacanya ada di mana,” imbuhnya.
Ia berharap, seberat apa pun tantangan ke depan, media harus tetap bekerja dengan kode etik jurnalistik dan undang-undang pokok pers.
“Harus tetap menyunjung kepentingan publik dan harus bisa menerangi perjalanan dan masa depan, supaya media itu jadi suluh. Di tengah sampah informasi, media bisa menjadi tempat rujukan publik,” tuturnya.
Seperti diektahui, pria kelahiran Jember pada 1964 itu, memulai profesi wartawan sejak menjadi mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga setelah mendirikan pers kampus Retorika di tahun 1984.
Setelah lulus pada 1991, ia langsung menjadi wartawan di Harian Sore Surabaya Post, sebuah surat kabar regional. Seiring berjalannya waktu, ia kemudian menjadi redaktur hingga direktur niaga.
Berada di tahun 2026, ia memutuskan keluar dari Surabay post dan membangun media sendiri bersama empat karibnya, kemudian lahirnya Beritajatim.com
Selain itu, ia juga berjejaring dan mengupayakan perbaikan ekosistem media melalui kegiatan di Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI).
Luki juga tercatat sebagai penggerak utama Jatim Media Summit sejak 2022. Serta, mempelopori kolaborasi dengan International Media Support (IMS) dan ISTTS untuk mengembangkan playbook pemanfaatan artificial intelligence bagi wartawan dan news room media skala kecil.(ris/iss)