Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyerukan persatuan warga untuk menolak segala bentuk diskriminasi dan provokasi yang berpotensi memecah belah masyarakat.
Seruan itu disampaikan menyusul mencuatnya kasus dugaan pengusiran seorang lansia perempuan dari rumahnya oleh sekelompok orang yang tergabung dalam organisasi masyarakat (ormas).
Eri secara khusus mengajak generasi muda Surabaya agar tidak mudah terpengaruh isu-isu yang menyeret identitas suku tertentu dan berujung pada perpecahan sosial.
“Maka arek-arek Surabaya jangan pernah terprovokasi. Jangan pernah arek Surabaya diadu,” katanya dalam deklarasi Sumpah 100% Arek Suroboyo di Plaza Internatio, Senin (29/12/2025) malam.
Ia menekankan, Kota Pahlawan dibangun dari semangat berbagai katakter suku. Warga terutama pemuda, harus menolak segala bentuk diskriminasi atas dasar suku, agama, ras, dan golongan.
“Maka saya minta anak-anak Surabaya, tolong jaga Kota Surabaya dengan keberanian, tapi dengan sifat yang beradab dan santun sesuai aturan. Surabaya ketika terjadi hal seperti itu (diskriminasi) tidak boleh diam. Surabaya harus tegas berani menentukan,” tegasnya.
Eri menegaskan, kejadian pengrusakan rumah lansia itu tidak boleh terulang kembali di Surabaya. Ia menyayangkan, kejadian yang justru memicu diskriminasi suku tertentu.
Ia memastikan, Surabaya kota hukum di mana setiap permasalahan harus diselesaikan melalui jalur hukum yang berlaku, bukan melalui kekerasan atau keinginan pribadi.
Pemkot Surabaya segera membentuk Satgas Anti Premanisme yang melibatkan unsur TNI, Polri, Kejaksaan, dan para pemimpin suku di Kota Surabaya.
“Maka, hari ini tidak ada lagi premanisme di Kota Surabaya. Kita harus berani melawan premanisme. Kita harus satu, tapi dengan sisi hukum yang berjalan,” katanya.
Ia minta seluruh elemen masyarakat, khususnya pemuda, turut serta dalam Satgas ini.
Rencananya pemkot akan mengumpulkan semua organisasi masyarakat (ormas) dan seluruh suku yang ada di Kota Surabaya besok, Rabu (31/12/2025) berikrar melawan premanisme.
“Saya titipkan Kota Surabaya kepada pemuda. Saya dan seluruh jajaran pemerintah kota hanya bisa menjaga. Tapi yang punya nasib kota ini adalah kalian semuanya para pemuda Kota Surabaya. Jangan pernah mau rumah kita dibakar, dirusak oleh orang lain, dijadikan perang suku,” tandasnya. (lta/saf/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
