Evaluasi Tim Rescue Surabaya Saat Evakuasi Korban Ponpes Runtuh, Butuh Alat Canggih

Tim rescue Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya mengevaluasi pascaberkontribusi dalam evakuasi korban reruntuhan musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo.

Galang Febri salah satu tim yang terjun dalam search and rescue (SAR) tragedi itu menyebut, butuh alat elektronik untuk melengkapi peralatan yang sudah ada.

“Hampir canggih mirip kayak Basarnas, cuma yang elektronik, kita kalah seperti sensor seismik getaran, kita masih belum punya,” kata Galang, Jumat (17/10/2025).

Ia berharap pemkot bisa mendukung alat yang belum dimiliki untuk mempermudah proses evakuasi.

“Mohon izin mungkin bisa di-support, karena melihat kejadian-kejadian itu, teman-teman rescue Surabaya ini sudah siap,” jelasnya.

Ia menyebut keterlibatan tim rescue dalam tragedi kemarin memberi pengalaman berharga, dan kesiapan regu untuk menangani kejadian serupa.

“(Tim rescue Surabaya) sudah siap menerima job desk runtuhan, terus bangunan roboh, convention speech, kami sudah siap,” tegasnya.

Sementara Abdul Aziz, petugas yang ikut terjun merinci, salah satu alat yang dibutuhkan tim rescue adalah alat elektronik tanpa kabel, untuk mempermudah menerobos bangunan runtuh.

“Alat-alat yang sistem baterai. Contoh gerinda cordless ini, gerinda cordless ini dari baterai. Jadi kalau mau masuk ke lubang yang sempit sekali, yang mini sekali, gerinda ini sangat mampu, bisa main di area,” kata Aziz.

Sebelumnya diberitakan Eri Cahyadi Walu Kota Surabaya berjanji akan menambah alat evakuasi yang belum dimiliki DPKP untuk mendukung kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM).

“Pasti (tambah alat evakuasi). Jadi tadi dari pengalaman teman-teman damkar, ketika melakukan pertolongan, alat apa yang dibutuhkan, tapi yang terpenting adalah sertifikasi,” tandasnya. (lta/ris/iss)