
Forum Solidaritas Madura Indonesia (FSMI) menyatakan, tidak jadi demo ke Wali Kota Surabaya terkait juru parkir liar.
Baihaki Akbar Koordinator FSMI mengatakan, keputusan batal demo tersebut terjadi, setelah ada pertemuan antara FSMI dan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya yang sepakat untuk tidak menyebar luaskan video yang menyudutkan salah satu suku soal juru parkir liar.
“Aksinya batal, kami sebagai koordinator juga menyampaikan kepada Wali Kota Surabaya, untuk ke depannya tidak usah membuat video-video yang bisa membangun opini negatif di salah satu suku, itu saja,” katanya saat dihubungi suarasurabaya.net pada Sabtu (14/6/2025).
BACA JUGA: Wali Kota Pastikan Surabaya Aman dan Nyaman setelah Dialog dengan Ormas yang Sempat Akan Demo
BACA JUGA: Forum Solidaritas Madura Indonesia Akan Demo Pemkot Surabaya Usai Tindak Jukir Liar
Ia menyebut, video jukir liar yang viral sebelumnya, menimbulkan konflik sosial di seluruh media sosial karena menyinggung suku tertentu. Pihaknya menegaskan, tidak semua suku Madura seperti itu, oleh karena itu pihaknya ingin agar tidak ada lagi konten yang menyudutkan.
“Mengingat tidak semua orang Suku Madura bertindak seperti itu, sehingga harapan kami tidak ada lagi konten-konten yang dapat menimbulkan stigma negatif terhadap salah satu suku,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menegaskan bahwa seluruh program Pemkot yang berdampak baik pada warga, akan didukung oleh FSMI.
“Seluruh program yang telah dilakukan Pemkot Surabaya adalah untuk memberikan kesejahteraan maupun kemajuan kepada warganya, dan itu pasti kita dukung bersama, karena ini juga merupakan salah satu bentuk kita dalam menghormati Pemerintah Daerah,” jabarnya.
Seperti diketahui, pertemuan FSMI dengan Wali Kota Surabaya dan jajaran itu, terjadi pada Jumat (13/6/2025) malam di Balai Kota Surabaya. Pertemuan tersebut, membahas masalah penertiban dan penataan lahan parkir toko modern di Kota Surabaya, serta kesepakatan tidak jadi demo soal jukir liar.(ris/iss)