Sabtu, 22 November 2025

Gelar Cipta Karya Boga 2025, Mahasiswa Unesa Tampilkan Inovasi Kuliner Nusantara

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Salah satu kelompok kreasi kuliner dengan mengabungkan kuliner khas Kota Batu dan China dalam acara Gelar Cipta Karya Boga 2025 di Unesa, Sabtu (22/11/2025). Foto: Dimas Tri Agung P Mg suarasurabaya.net

Aroma rempah dan umbi lokal memenuhi Graha Unesa saat mahasiswa Pendidikan Tata Boga memamerkan hasil inovasi kuliner dalam Gelar Cipta Karya Boga 2025, Sabtu (22/11/2025)

Mengusung tema Yawaduipa yang mengangkat kesuburan Pulau Jawa, para peserta ditantang mengolah kekayaan bahan pangan Jawa Timur menjadi sajian fusion bernuansa oriental dan kontinental.

Fadanisa Aqila ketua pelaksana menjelaskan bahwa agenda tahunan tersebut menjadi proyek akhir mahasiswa semester tujuh, dengan 36 stand yang mewakili berbagai kota di Jawa Timur.

Setiap kota membawa bahan umbi khas masing-masing, mulai dari ubi jalar oranye Magetan hingga uwi, porang, dan talas.

Menurutnya, seluruh peserta tidak hanya menyajikan hidangan, tetapi juga merancang konsep visual dan geografis daerah yang diangkat. Proses persiapannya berlangsung panjang, dimulai sebelum semester dimulai, meliputi pembentukan panitia, penyusunan dan revisi resep, konsultasi, hingga persetujuan akhir.

Acara tersebut turut dihadiri perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Ramliyanto Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jawa Timur yang hadir mewakili Gubernur, memberikan apresiasi atas kreativitas mahasiswa. Ia menilai inovasi tersebut mampu memperkuat potensi ekonomi kuliner daerah.

“Industri kuliner memberi kontribusi cepat. Begitu tumbuh, langsung berdampak pada ekonomi,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa eksplorasi bahan lokal dan perpaduan cita rasa tradisional–internasional dapat menjadi identitas kuliner baru Jawa Timur. Ramliyanto juga berharap kreativitas mahasiswa dapat menjawab kebutuhan publik.

“Inovasinya kekinian, tapi tetap menjaga kekhasan daerah. Saya tadi mencoba ganyong yang dipadukan dengan makanan Swedia, lalu gembili khas Jawa Timur yang disajikan dengan gaya Italia. Sangat menarik,” katanya.

Di antara puluhan stand, Hasan Nabila menjadi salah satu peserta yang mencuri perhatian dengan dessert perpaduan Kota Batu dan kuliner China. Ia mengolah dodol apel menjadi es krim dan memadukannya dengan almond float bermotif oriental. Selain itu, ia turut menyajikan soft roll porang dan Cui Mie berbahan tepung porang.

“Dodol apelnya saya bikin jadi es krim, lalu ada puding almond dengan nanas. Harapannya bisa dikenal lebih banyak orang dan tidak berhenti di acara ini. Semoga bisa masuk ke kafe atau restoran internasional,” ujarnya.

Menutup kunjungannya, Ramliyanto menekankan pentingnya keberlanjutan karya mahasiswa. Ia berharap inovasi tersebut terus dikembangkan tanpa meninggalkan karakter lokal. (mas/saf/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Sabtu, 22 November 2025
32o
Kurs