
Gibran Rakabuming Raka Wakil Presiden (Wapres) RI menegaskan pentingnya kemandirian pangan dalam menghadapi tantangan global yang makin kompleks. Pernyataan itu disampaikan Gibran dalam video monolog yang diunggah di akun Gibran TV, Sabtu (10/5/2025).
“Seperti yang Bapak Prabowo Presiden selalu sampaikan bahwa kemandirian pangan itu penting. Tidak ada satu pun negara yang bisa berdiri tanpa pangan,” ujar Gibran.
Melansir Antara, Gibran turut menyoroti prediksi jumlah penduduk dunia yang akan mencapai 9,4 miliar pada 2045, naik sekitar 14,7 persen dari saat ini.
Peningkatan populasi diperkirakan akan berdampak signifikan pada kebutuhan pangan global, sementara produksi dan distribusi pangan akan tertekan akibat situasi geopolitik, konflik berkepanjangan, ketidakpastian kebijakan global, serta dampak perubahan iklim.
Menurutnya, perubahan iklim sudah memicu kekeringan ekstrem, banjir, dan longsor yang merusak lahan pertanian dan mengancam ternak. Saat ini, tercatat 11 negara telah melakukan pembatasan ekspor pangan, dan jumlah itu berpotensi bertambah.
Dalam konteks itu, Gibran menegaskan Indonesia harus mampu menjamin ketahanan pangannya sendiri. Indonesia, kata dia, memiliki potensi besar dengan 28 juta petani di berbagai sektor, didukung kekayaan alam dan kesuburan tanah yang menghasilkan beragam komoditas unggulan seperti padi, sawit, kakao, kopi, jagung, tebu, dan buah-buahan tropis.
Stok beras nasional tercatat lebih dari 3,1 juta ton, tertinggi dalam 23 tahun terakhir dengan serapan gabah dari Januari hingga Maret mencapai 719 ribu ton, tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
Pemerintah, lanjutnya, juga terus membangun infrastruktur pendukung. Sebanyak 53 bendungan baru telah dibangun, 45 di antaranya bisa mengairi lahan pertanian, sehingga total 218 bendungan mendukung irigasi. Tahun ini, telah dialokasikan pembangunan dan perbaikan irigasi untuk mengairi 2 juta hektare lahan pertanian.
Sebagai penunjang distribusi hasil panen, 366 ribu kilometer jalan produksi di desa-desa telah dibangun melalui dana desa. Pemerintah juga mendorong pemanfaatan teknologi pertanian, pengembangan bibit unggul, pembangunan gudang modern, serta hilirisasi hasil pertanian, seperti pengolahan tebu menjadi bioetanol dan bioavtur untuk mendukung ketahanan energi.
“Di sinilah peran anak-anak muda. Kontribusi generasi muda yang penuh inovasi, berani membuat terobosan, cepat belajar, dan penuh rasa keingintahuan,” ujar Gibran.
Selain itu, distribusi pupuk telah disederhanakan, dengan 145 regulasi dipangkas agar lebih dari 14,9 juta petani bisa mengakses pupuk bersubsidi. Pemerintah juga memperkuat pemberantasan mafia pangan dan meningkatkan pendampingan petani.
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, pemerintah meluncurkan Gerakan Indonesia Menanam guna mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Mari bersama bahu-membahu mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan. Menciptakan masa depan pangan yang lebih baik dan kuat untuk Indonesia. Dari kita, oleh kita, untuk kita semua sebagai bangsa yang berdaulat,” pungkas Gibran. (ant/bil/iss)