
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menginformasikan Gunung Raung di perbatasan Jawa Timur kembali mengalami erupsi pada Jumat (13/6/2025) pukul 22.29 WIB.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui Benny Setyawan Pengamat Gunung Api Raung di Jakarta, mengatakan bahwa tinggi kolom abu terpantau mencapai sekitar 1.000 meter di atas puncak gunung, atau sekitar 4.332 meter di atas permukaan laut.
“Kolom letusan berwarna kelabu dengan intensitas sedang, mengarah ke sisi selatan dan barat daya. Saat laporan ini diterbitkan, aktivitas erupsi masih berlangsung,” katanya seperti dilansir Antara.
Ia mengimbau masyarakat dan wisatawan agar tidak mendekati area kawah puncak dalam radius tiga kilometer. Selain itu, masyarakat juga diminta tidak menuruni kaldera maupun bermalam di kawasan kawah guna menghindari potensi bahaya dari aktivitas vulkanik yang masih aktif.
Pihak berwenang terus memantau perkembangan erupsi dan siap melakukan tindakan lebih lanjut jika aktivitas Gunung Raung meningkat.
“Masyarakat diminta tetap tenang dan mengikuti arahan dari BPBD setempat serta instansi terkait,” ujarnya.
Gunung Raung yang berada di perbatasan Kabupaten Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi, sebelumnya erupsi dengan tinggi letusan 750 meter di atas puncak pada Rabu (11/6/2025) pukul 09.18 WIB.
Hingga saat ini, Gunung Raung berada pada status Level II (Waspada), sehingga rekomendasi PVMBG meminta masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendekati pusat erupsi di kawah puncak dengan radius 3 km dan menuruni kaldera serta bermalam di kawasan kawah.
Sebelumnya Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid dalam keterangan tertulis mengatakan kegempaan Gunung Raung sepanjang pekan pertama Juni 2025 didominasi gempa embusan, dengan jumlah kejadian antara tiga hingga 10 kali per hari.
Selain itu tercatat satu kali gempa vulkanik dalam dan empat kali tremor menerus dengan amplitudo dominan satu milimeter.
“Erupsi diperkirakan bersumber dari kedalaman dangkal dan sebaran abu terbatas di sekitar kawah dan sektor timur laut. Tingkat aktivitas tetap relevan pada Level II atau Waspada,” ujarnya.(ant/iss)