
Meutya Hafid Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) mendorong lahirnya aksi-aksi kolaborasi untuk mempercepat konektivitas digital nasional yang saat ini sudah di angka 80 persen.
Dia menilai digitalisasi merupakan motor penggerak utama untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi delapan persen.
“Setiap menara BTS yang berdiri, setiap kabel serat optik yang dibentangkan, dan setiap desa yang berhasil terhubung internet adalah fondasi nyata menuju target 8 persen pertumbuhan ekonomi,” ungkap Meutya dalam sambutannya saat memimpin upacara peringatan Hari Bhakti Postel (Harbak Postel) ke-80, di Halaman Kantor Pos Indonesia, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (27/9/2025).
Pembangunan infrastruktur digital nasional, lanjut Menteri Komdigi, menunjukkan konsistensi dari tahun ke tahun, yang ditandai dengan masifnya layanan publik digital serta pesatnya pertumbuhan transaksi elektronik.
Walau begitu, digitalisasi belum sepenuhnya menjangkau masyarakat khususnya yang tinggal di pedesaan.
Berdasarkan data Komdigi, sebanyak 2.333 desa di Indonesia masih belum terkoneksi internet. Rinciannya, 2.017 desa tanpa layanan 4G, serta 316 desa tidak berpenghuni memerlukan pembangunan konektivitas.
Meutya optimistis pekerjaan rumah itu bisa diselesaikan dengan penguatan sinergi antara Pemerintah sebagai regulator, dengan para pelaku usaha sebagai pelaku pembangunan.
“Kami mengapresiasi kerja keras seluruh pelaku industri telekomunikasi dalam menghadirkan jaringan hingga ke pelosok negeri, kita sudah terhubung ke seluruh provinsi di Indonesia. Namun, kita masih punya pekerjaan rumah, yang saya yakin bisa kita selesaikan kalau kita melakukan aksi-aksi kolaborasi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Meutya menyinggung pentingnya menjaga kedaulatan ekosistem digital di tengah situasi geopolitik global yang begitu dinamis. Kedaulatan ekosistem digital menurutnya cerminan kekuatan pertahanan nasional.
“Dalam pertikaian beberapa negara di era ini, salah satu yang ditargetkan untuk lumpuh ketika situasi perang adalah infrastruktur telekomunikasi,” bebernya.
Pada upacara itu, Menteri Komdigi turut menyoroti pengembangan industri pos. Pada Kongres Universal Postal Union (UPU) ke-28 di Dubai, Indonesia terpilih sebagai 5 anggota Council of Administration dan Postal Operations Council, yang berpeluang memperkuat posisi Indonesia dalam transformasi sektor pos dunia.
Dia berharap PT Pos Indonesia semakin adaptif terhadap modernisasi teknologi.
“Industri pos harus dikelola dengan standar keamanan tinggi, modernisasi teknologi, dan keberpihakan pada kepentingan nasional,” harapnya.
Upacara bendera di Halaman Kantor PT Pos Indonesia menjadi puncak rangkaian kegiatan peringatan Harbak Postel ke-80 tahun yang berlangsung sejak Juli 2025.
Kegiatan itu dipromotori oleh Indotelko Group bersama Kementerian Komdigi, PT Pos Indonesia, bersama sejumlah entitas operator digital dan telekomunikasi nasional.
Sebagai informasi, Hari Bhakti Postel setiap tahun digelar untuk memperingati perjuangan para Angkatan Muda Pos, Telegraf, dan Telepon merebut Kantor Kantor Pos, Telegraf, dan Telepon (PTT) di Bandung dari penjajah Jepang pada 27 September 1945. Setelah itu, telegram pertama tentang Kemerdekaan Indonesia disebarkan ke dunia.
Di tempat yang sama, Haris Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) mengatakan, Peringatan Hari Bhakti Postel menjadi momentum penting bagi Pos Indonesia dalam mempertahankan eksistensinya. Apalagi, saat ini Pos Indonesia sudah berusia 279 tahun.
“Usia Pos Indonesia yang hampir tiga abad ini menunjukkan komitmen kami terus memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Keberadaan jaringan yang luas hingga pelosok 3T bukti nyata Pos Indonesia hadir hingga daerah terluar,” katanya.
Pos Indonesia juga terus berinovasi mengikuti perkembangan zaman, dengan memanfaatkan teknologi pada berbagai lini kerja. Pos Indonesia juga bertransformasi pada layanan online seperti aplikasi PosAja dan PosPay. Pos Indonesia juga memiliki layanan kargo melalui Pos Logistik.(rid/faz)