Berdasarkan data Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Jatim) pada 2025, jumlah orang dengan HIV (ODHIV) di Jatim tertinggi di Indonesia mencapai sekitar 65.238 orang.
Merespon hal tersebut, Hari Yulianto Anggota Komisi E DPRD Jatim mendorong Pemprov Jatim melakukan langkah penanganan komprehensif untuk menekan angka kasus HIV.
“Ini menjadi alarm bagi kita semua. Pemerintah daerah, DPRD, dan masyarakat harus bersatu melakukan langkah nyata. Penanganan HIV tidak cukup dengan pengobatan, tetapi juga perlu membangun kesadaran dan kepedulian sosial,” ujar Hari Yulianto dalam keterangannya, Jumat (7/11/2025).
Dalam periode Januari hingga Maret 2025, ditemukan 2.599 kasus baru HIV di Jatim, yang juga menjadi angka tertinggi secara nasional.
Sedangkan wilayah dengan temuan kasus terbanyak antara lain Kabupaten Sidoarjo, Kota Surabaya, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Banyuwangi.
Anggota fraksi PDI Perjuangan Jatim itu menyebut, minimnya pemahaman masyarakat tentang proses penularan HIV masih menjadi faktor utama tingginya kasus di Jatim.
Dia menegaskan, pemerintah harus melakukan edukasi lebih luas dan memberi pemahaman tentang stigma penderita HIV/AIDS. Menurut Hari, jangan sampai orang takut tes atau berobat karena takut mendapat stigma negatif.
“Edukasi harus diperluas, stigma dan diskriminasi harus dihapus. Jangan sampai orang takut tes atau berobat hanya karena takut dicap negatif,” ujarnya.
Anggota Komisi E DPRD Jatim itu juga mendorong masyarakat untuk melakukan pencegahan melalui perilaku aman dan memanfaatkan layanan medis yang tersedia.
Hari juga menilai penanganan HIV tidak hanya menjadi tanggung jawab tenaga medis, namun juga memerlukan dukungan keluarga dan lingkungan sosial.
“Semakin cepat kita bergerak, semakin besar peluang menekan penularan. Tujuan akhirnya jelas: masyarakat Jawa Timur yang sehat, produktif, dan berdaya,” ujarnya.(wld/kir/iss)
NOW ON AIR SSFM 100
