
Hidayat Nur Wahid Wakil Ketua MPR RI mengusulkan kepada Prabowo Subianto Presiden agar menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) yang menetapkan tanggal 3 April sebagai Hari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menurutnya, itu merupakan peringatan dan penghormatan terhadap hadirnya kembali NKRI melalui mosi integral yang disampaikan Mohammad Natsir di Parlemen RIS, tanggal 3 April 1950.
HNW sapaan akrabnya mengatakan, bmosi integral yang disampaikan M Natsir sebagai Ketua Fraksi Partai Islam Masyumi ketika itu merupakan tonggak bersejarah yang sangat penting, karena selain menyatukan kembali Indonesia, setelah dipecah belah oleh Belanda dengan pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS), itu juga sesuai dengan cita-cita dan kesepakatan founding fathers (pendiri bangsa) pada 18 Agustus 1945 sebagaimana kesepakatan yang termaktub dalam Bab 1 Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 bahwa negara Indonesia yang didirikan bukan Republik berbentuk serikat, melainkan negara kesatuan.
Kemudian, hal itu diperkuat pada masa reformasi dan amandemen konstitusi, NKRI merupakan ketentuan yang tidak bisa dilakukan perubahan (unamandable provision) sebagaimana disebutkan dalam Pasal 37 ayat (5) UUD 1945.
Oleh karenanya, HNW menilai fakta sejarah tersebut perlu dihargai, diperingati dan tidak dilupakan, agar persatuan dan kesatuan bangsa bisa tetap terus dijaga dan dikuatkan, agar dapat mengatasi berbagai macam ancaman perpecahan dan disintegrasi bangsa dan negara.
“Selama ini sudah ada Hari Nasional seperti Hari Pancasila pada 1 Juni dan Hari Konstitusi pada 18 Agustus dan lain-lain, sebagai pilar-pilar penting kehidupan berbangsa dan bernegara. Maka penting Presiden di awal masa pemerintahannya bisa menetapkan hari NKRI pada 3 April. Apalagi dulu Partai Sosialis Indonesia (PSI) yang didirikan/dipimpin oleh Sumitro Djojohadikusumo, yang adalah Ayah dari Presiden, juga termasuk Partai yang secara aklamasi mendukung mosi Integral Natsir itu,” ujarnya melalui siaran pers di Jakarta, Kamis (3/4/2025).
HNW melanjutkan, usulan itu sebenarnya telah disampaikan sebelumnya kepada Joko Widodo Presiden sebagai legacy di akhir masa jabatannya. Tapi, ternyata Jokowi tidak mengambil momentum tersebut.
Sekarang, dia berharap Prabowo Presiden dapat mengambil langkah bersejarah di awal pemerintahannya. Apalagi, Prabowo memang kerap menggaungkan keharusan persatuan nasional dengan melibatkan seluruh komponen bangsa dalam pembangunan.
“Dengan ditetapkan Hari NKRI pada tanggal 3 April, maka semakin memperkuat komitmen pemerintahan Prabowo menjaga NKRI dengan mengedepankan persatuan dan kesatuan seluruh komponen bangsa, termasuk tidak melupakan jasa para Bapak Bangsa yang telah menyelamatkan NKRI,” ucapnya.
Lebih lanjut, HNW menyebut mosi integral yang disampaikan Natsir selaku pimpinan Partai Islam Masyumi juga menunjukkan komitmen kelompok Islam di Indonesia terhadap NKRI sangatlah kuat.
“Sehingga, dengan penetapan tanggal 3 April sebagai hari NKRI, semakin menegaskan hal tersebut dan ke depan tidak ada lagi upaya memecah belah kesatuan nasional dengan adu domba kelompok Islam dengan kelompok nasionalis lainnya karena menuduh umat Islam sebagai anti terhadap NKRI. Padahal, justru Partai Islam Masyumi melalui Ketuanya M Natsir yang selamatkan NKRI,” tambahnya.
Politikus PKS itu menambahkan, di Indonesia masih ada yang berpaham Islamophobia dan Indonesiaphobia. Islamophobia adalah yang selalu sentimen negatif bahkan bisa antipati dengan Islam dan peran umat Islam dan ingin memisahkan negara dan agama.
Sedangkan, Indonesiaphobia adalah sekelompok kecil yang menolak negara Republik Indonesia bahkan mengkafirkan Indonesia karena dinilai tidak sesuai syariat Islam.
“Keduanya tertolak dengan hadirnya mosi integral M Natsir yang fenomenal itu,” jelasnya.
Langkah yang dilakukan M Natsir, lanjut
HNW, membuktikan beragama Islam dan memperjuangkan cita-cita nasional Indonesia merdeka menjadi NKRI adalah kesatupaduan dan bukan dua hal yang bertentangan.
“Semoga dengan ditetapkannya tanggal 3 April, saat dahulu Mosi Integral Natsir disampaikan dan disepakati, ditetapkan Presiden Prabowo sebagai Hari NKRI, hal ini juga dapat mempertegas komitmen tersebut, sekaligus memberi pesan kepada dunia internasional, termasuk bangsa yang sedang melawan penjajahan seperti di Palestina untuk tetap mengikuti langkah para pahlawan bangsa, dan bahwa menjaga komitmen keagamaan dan kebangsaannya secara bersama-sama tetap diperlukan dan bisa dilakukan dan itu membawa hadirnya kemaslahatan terealisasinya cita-cita kemerdekaan Bangsa,” pungkasnya.(dra/rid)