Pramono Anung Gubernur DKI Jakarta menyebutkan banyak siswa ingin pindah sekolah ke tempat belajar lain, usai terjadi ledakan SMAN 72 Jakarta pada, Jumat (7/11/2025) lalu.
“Dampaknya juga di luar dugaan saya, banyak siswa yang kemudian minta pindah sekolah,” katanya saat ditemui di Jakarta, Minggu (16/11/2025) seperti dikutip Antara.
Pramono menambahkan, dia sudah bertemu Kepala Sekolah SMAN 72 Jakarta, dan merumuskan penyelesaian persoalan itu secara baik. “Karena saya tidak mau kemudian dampaknya sampai panjang,” ucapnya.
Lebih lanjut, Pramono menyebutkan hari Senin (17/11/2025) besok adalah batas waktu pembelajaran secara daring.
“Hari Senin juga akan mengundang para orang tua murid dan juga guru, untuk diberikan pilihan, apakah mereka akan sekolah secara tatap langsung atau masih melalui daring,” katanya.
Sebelumnya, Pramono berharap pembelajaran tatap muka dapat kembali diterapkan di SMA Negeri 72 Jakarta pada pekan depan pascaledakan karena sebagian besar siswanya sudah ingin melakukan pembelajaran tatap muka.
“Kami sudah berkomunikasi, Kepala Dinas Pendidikan juga sudah menyampaikan, memberikan kebebasan. Yang mau daring boleh, yang mau langsung juga boleh. Dan ternyata mereka kebanyakan sekarang meminta untuk secara langsung,” ucapnya.
Alasan SMAN 72 ingin kembali melakukan pembelajaran tatap muka, karena mereka ingin membuktikan sekolah tersebut sudah aman.
Pramono sendiri mengaku mendukung dan memberikan kebebasan kepada pihak SMAN 72 untuk memutuskan hal tersebut. “Mudah-mudahan minggu depan sudah sepenuhnya pembelajaran tatap muka,” pungkasnya. (ant/bil/rid)






