
Pemerintah India menyampaikan pembenaran tegas atas serangan udara yang dilancarkan ke daerah yang dia ggap kamp-kamp teroris di wilayah Pakistan dan Pakistan-occupied Kashmir (PoK), melalui operasi militer yang dinamai Operasi Sindoor.
Serangan itu dilakukan sebagai respons atas serangan teroris di Pahalgam yang menewaskan 26 orang pada 22 April 2025 lalu.
Dalam konferensi pers resmi di New Delhi, Rabu (7/5/2025), Vikram Misri Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri India menyatakan, kelompok teroris bernama The Resistance Front (TRF) telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Kelompok itu diketahui memiliki keterkaitan langsung dengan Lashkar-e-Taiba, salah satu organisasi teroris yang berbasis di Pakistan.
“Pakistan telah gagal mengambil tindakan terhadap infrastruktur teroris di wilayahnya, meski telah ada bukti intelijen yang kredibel dan kekhawatiran dari komunitas internasional,” ujar Misri.
Dia menambahkan, India telah lama memperingatkan komunitas global mengenai keterlibatan TRF sebagai kedok bagi kelompok-kelompok teroris Pakistan, termasuk Lashkar-e-Taiba dan Jaish-e-Mohammed.
Dilansir Hindustan Times, India disebut telah menyampaikan informasi tentang aktivitas TRF kepada tim pemantau Komite Sanksi 1267 PBB pada laporan semesteran bulan Mei dan November 2024.
Pada Desember 2023, India juga menginformasikan tentang peran Lashkar dan Jaish yang menggunakan kelompok-kelompok kecil seperti TRF untuk menyamarkan operasi mereka.
Misri menyebut tekanan Pakistan untuk menghapus referensi terhadap TRF dalam pernyataan pers Dewan Keamanan PBB pada 25 April sebagai hal yang patut diperhatikan.
“Modus operandi dari serangan di Pahalgam jelas bertujuan memicu ketegangan komunal di Jammu dan Kashmir serta wilayah lain di India,” tambahnya.
Misri melanjutkan, badan-badan intelijen India menerima informasi kuat mengenai potensi serangan lanjutan yang direncanakan dari wilayah Pakistan. Hal tersebut mendorong India untuk segera mengambil tindakan militer guna mencegah serangan berikutnya.
“Pagi ini, India menjalankan haknya untuk menghancurkan infrastruktur teror,” tegas Misri.
Walau sudah dua pekan berlalu sejak serangan di Pahalgam, Pakistan tidak menunjukkan upaya konkret untuk menindak jaringan teroris di wilayahnya. Sebaliknya, yang dilakukan hanya sebatas penyangkalan dan tuduhan.
Misri mengklaim, target serangan India mencakup fasilitas utama milik kelompok Lashkar-e-Taiba, Jaish-e-Mohammed, dan Hizbul Mujahideen yang berada di Pakistan maupun PoK.
Serangan itu merupakan hasil dari rangkaian pertemuan tingkat tinggi dan penilaian intelijen pascaserangan Pahalgam.
Dalam Operasi Sindoor, ada sembilan lokasi yang menjadi target serangan. Yaitu: Markaz Subhan Allah, Bahawalpur; Markaz Taiba, Muridke; Fasilitas Sarjal/Tehra Kalan, Distrik Narowal; Fasilitas Mehmoona Joya, Sialkot; dan Markaz Ahle Hadits, Barnala, Bhimber.
Kemudian, Markaz Abbas, Kotli; Maskar Raheel Shahid, Kotli; Kamp Shawai Nallah, Muzaffarabad; dan Markaz Syedna Bilal, Muzaffarabad.
“Respons ini lahir dari keharusan untuk mencegah dan menanggulangi ancaman yang nyata terhadap keamanan nasional kami,” pungkas Misri.(dra/ham/rid)