
Abbas Araqchi Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran menyatakan bahwa kelanjutan perundingan tidak langsung antara negaranya dengan Amerika Serikat (AS) di tengah agresi brutal Israel adalah hal yang “tidak dapat dibenarkan.”
Pernyataan tersebut disampaikan dalam percakapan telepon dengan Kaja Kallas, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, pada Sabtu (14/6/2025).
Melansir kantor berita IRNA, Minggu (15/6/2025), Araqchi menegaskan bahwa agresi rezim Israel terjadi akibat dari dukungan langsung Amerika Serikat.
“Melanjutkan negosiasi antara Iran dan AS dalam situasi ketika kebiadaban rezim Zionis masih berlangsung adalah tidak dapat dibenarkan,” kata Araqchi.
Ia juga menyatakan bahwa Iran telah memberikan respons tegas terhadap serangan Israel sebagai bentuk perlindungan terhadap kedaulatan nasional, rakyat, dan keamanan negara.
“Iran bertekad menggunakan hak sahnya untuk mengambil tindakan balasan,” tegasnya.
Araqchi juga mendesak Uni Eropa dan negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB untuk mengambil sikap tegas dengan mengutuk agresi Israel, serta meminta pertanggungjawaban atas tindakan-tindakan agresif tersebut.
Menurut Araqchi, resolusi anti-Iran yang baru-baru ini dikeluarkan oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA), dijadikan dalih oleh Israel untuk tiba-tiba melancarkan tindakan permusuhan terhadap Iran.
Sementara itu, Kaja Kallas Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa menyampaikan penyesalan dan keprihatinan mendalam atas meningkatnya ketegangan di kawasan.
Ia menegaskan kesiapan Uni Eropa untuk mendukung upaya diplomatik di Dewan Keamanan dan forum internasional lainnya guna meredakan konflik serta mengembalikan perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut. (bil/iss)