Minggu, 3 Agustus 2025

Israel Bunuh 62 Warga Palestina Pencari Bantuan di Gaza Sejak Sabtu Dini Hari

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Warga Palestina di Gaza membawa barang bantuan yang dijatuhkan dari udara di wilayah kantung yang terkepung tersebut. Foto: Al Jazeera

Sebanyak 62 warga Palestina yang sebagian besar di antaranya sedang mencari bantuan kemanusiaan, tewas dibunuh tentara Israel di Gaza sejak, Sabtu (2/8/2025) dini hari.

Melansir Al Jazeera, sumber di rumah sakit di wilayah yang tengah terkepung itu menyebut, dari jumlah tersebut, 38 korban tewas merupakan warga yang mencari bantuan di lokasi distribusi milik Gaza Humanitarian Foundation (GHF), lembaga bantuan penuh kontroversi yang didukung Amerika Serikat dan Israel.

Korban terbaru ini menambah panjang daftar kematian di sekitar area distribusi GHF, meski Israel telah mengumumkan adanya “jeda taktis” dalam pertempuran untuk memberi akses lebih besar terhadap bantuan kemanusiaan.

Israel menyatakan mulai menerapkan jeda operasi militer harian sejak 27 Juli. Namun menurut laporan Kantor Hak Asasi Manusia PBB untuk wilayah pendudukan Palestina, dalam dua hari berikutnya saja, 105 warga Gaza tewas saat mencoba mendapatkan bantuan makanan.

Sejauh ini, total 1.373 warga Palestina telah tewas saat mencari bantuan, menurut data terakhir hingga, Jumat (1/8/2025). Sementara menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sebanyak 169 lainnya termasuk 93 anak-anak, meninggal akibat kelaparan atau malnutrisi.

Warga Gaza melaporkan bahwa tentara Israel dan kontraktor keamanan asal Amerika Serikat yang disewa oleh GHF secara sengaja menembaki warga yang sedang mengantre bantuan di sekitar lokasi distribusi.

Kecaman internasional terhadap kondisi kemanusiaan di Gaza semakin meningkat. Dalam beberapa hari terakhir, Israel akhirnya mengizinkan bantuan dijatuhkan dari udara oleh negara-negara seperti Yordania, Uni Emirat Arab, Mesir, Spanyol, Jerman, dan Prancis.

Namun, badan-badan kemanusiaan termasuk UNRWA, lembaga PBB untuk pengungsi Palestina, menyebut langkah itu tidak cukup. Mereka mendesak Israel untuk membuka akses bantuan melalui jalur darat, yang dianggap lebih efektif dan memadai.

Pemerintah Gaza mencatat hanya 36 truk bantuan yang berhasil masuk pada, Sabtu (2/8/2025). Jumlah ini sangat jauh dari kebutuhan harian yang mencapai 600 truk untuk mencukupi kebutuhan dasar warga.

Di Khan Younis, satu staf Palestine Red Crescent Society (PRCS) tewas dan tiga lainnya luka-luka setelah markas organisasi itu diserang pasukan Israel, yang memicu kebakaran di lantai satu gedung tersebut.

“Satu staf PRCS gugur dan tiga lainnya terluka setelah markas kami di Khan Younis menjadi sasaran,” tulis PRCS melalui akun resmi X (Twitter).

Philippe Lazzarini Kepala UNRWA, mengatakan bahwa Gaza kini menghadapi bencana kelaparan yang dipicu oleh upaya menggantikan sistem bantuan PBB dengan GHF yang bermuatan politik.

“Melemahkan UNRWA bukan karena tuduhan penyelewengan bantuan oleh kelompok bersenjata. Ini adalah tindakan sistematis untuk menekan dan menghukum warga Palestina,” tegas Lazzarini.

Sementara itu, UNICEF memperingatkan bahwa angka malnutrisi di Gaza telah melewati ambang kelaparan, dengan 320.000 anak kecil dalam kondisi rawan gizi buruk akut.

“Kita berada di persimpangan jalan. Keputusan yang diambil sekarang akan menentukan apakah puluhan ribu anak akan hidup atau mati,” kata Ted Chaiban, Wakil Direktur Eksekutif UNICEF.(ant/bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Minggu, 3 Agustus 2025
33o
Kurs