
Berdasarkan data BPS Jawa Timur (Jatim), Provinsi Jatim mencatat pertumbuhan ekonomi mencapai 3,09 persen pada kuartal II yang menjadikan paling tinggi di Pulau Jawa. Peringkat kedua Jawa Barat 2,33, lalu Jawa Tengah 1,87 dan DKI Jakarta 1,60.
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur mengatakan, pertumbuhan ekonomi itu merupakan upaya konsisten dan serius pemerintah provinsi dalam melakukan akselerasi kegiatan ekonomi di masyarakat.
Secara lebih rinci, struktur utama ekonomi Jawa Timur ditopang oleh tiga sektor utama, yaitu industri 31,25 persen, perdagangan 18,44 persen, dan pertanian 10,87 persen.
Khofifah menyebut, Provinsi Jatim merupakan penyumbang terbesar kedua bagi perekonomian Pulau Jawa sebesar 25,36 persen dan juga penyumbang terbesar kedua bagi perekonomian nasional sebesar 14,44 persen.
“Alhamdulillah di kuartal kedua ini pertumbuhan ekonomi Jatim tertinggi se-Jawa, dan melampaui pertumbuhan ekonomi nasional, kita perlu syukuri capaian ini,” ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (6/8/2025).
Pada triwulan II 2025, secara q-to-q PDRB menurut lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah sektor pertanian yang mencapai 16,53 persen.
Khofifah menambahkan, pertumbuhan ekonomi Jatim juga ditopang sektor pertanian yang didorong masa panen tebu serta puncak masa tangkap ikan laut.
“Capaian pertumbuhan sektor pertanian ini memperkuat posisi strategis Jawa Timur sebagai lumbung pangan nasional sekaligus menumbuhkan optimisme kontribusi Jawa Timur dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional,” jelasnya.
Selain sektor pertanian, sektor lain yang mendorong pertumbuhan ekonomi Jatim pada triwulan II tahun 2025 ini antara lain momen pelaksanaan ibadah haji, libur Hari Raya Keagamaan serta libur sekolah.
Kemudian, meningkatnya ekspor berbagai komoditas serta meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Jawa Timur.
Sedangkan PDRB menurut pengeluaran dengan pertumbuhan tertinggi adalah konsumsi pemerintah sebanyak 16,42 persen.
Meningkatnya konsumsi pemerintah yang didorong oleh pencairan gaji ke-13 dan tunjangan hari raya yang dicairkan pada bulan April oleh Kementerian/Lembaga/Daerah.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh tingkat inflasi.
“Sejauh ini tingkat inflasi Jawa Timur masih terkendali, tentu kita juga akan terus memonitor dan mewaspadai berbagai hal yang bisa mempengaruhi pergerakan tingkat inflasi di Jawa Timur,” katanya.
Khofifah bilang, capaian pertumbuhan ekonomi Jatim merupakan kerja keras semua pihak terutama dalam menjaga kondusifitas di Jatim.
“Ini bukan kerja keras Pemprov Jatim saja, tapi banyak pihak yang juga terus berupaya menjaga Jatim tetap tumbuh dan kondusif, mari kita jaga kondusifitas Jawa Timur,” ungkapnya.(wld/rid)