
Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya melakukan review dan redesain kurikulum bersama praktisi, alumni dan pengguna alumni di GreenSA Inn, Sidoarjo, pada 21-22 Mei 2025.
Moch. Choirul Arif Dekan FDK UINSA Surabaya mengatakan, review dan redesain kurikulum itu, dilakukan dengan model Focus Group Discussion (FGD) untuk mendapatkan masukan dari para praktisi, alumni dan pengguna alumni sebagai bekal dalam menyusun kurikulum baru.
“Ini akan menjadi semacam bahan referensi, bagaimana kurikulum di Fakultas Dakwah ini dikembangkan, karena dunia sudah berubah. Kemudian, dunia usaha juga sudah berubah. Maka, mau tidak mau yang namanya pengelola pendidikan, perguruan tinggi harus peka dan menyelaraskan,” katanya kepada suarasurabaya.net pada Rabu (21/5/2025).
Pembahasan redesain kurikulum, kata dia, dilakukan rutin oleh FDK UINSA setiap empat atau lima tahun sekali, untuk memastikan materi pembelajaran yang diberikan kepada mahasiswa tetap relevan dengan dunia kerja.
“Ada siklus yang harus dilakukan, dan itu sudah diatur dalam aturan-aturan misalnya akreditasi, antara empat sampai lima tahun harus diperbarui. Kurikulum yang berlaku saat ini sudah sejak 2021, artinya sudah layak untuk ditinjau kembali, apa yang perlu disesuaikan, mana yang perlu diperdalam,” ucapnya.
Dalam pelaksanaan review dan redesain kurikulum, ia mengaku, mendapat berbagai gambaran baru, seperti perlunya upgrade mata kuliah yang bersifat skill, serta penanaman integritas ketika berhadapan dengan dunia kerja.
“Ada permintaan misalnya, ketika user (pengguna alumni) ternyata butuh keahlian yang lain, seperti digital marketing, kira-kira kita ada? Belum ada, tapi mata kuliah yang mendekati itu ada, yang sedikit menyinggung. Mana yang bisa menghubungkan itu, seiring dengan perubahan-perubahan dunia marketing misalnya, relevansi itu penting,” jabarnya.
Dengan upaya tersebut, ia juga berharap agar ke depan, alumni FDK UINSA bisa berkontribusi lebih jelas ketika lulus.
“Supaya makin dekat dengan kebutuhan masyarakat. Jadi bukan hanya dari sisi normatif keagamaan, tapi dari sisi yang lain. Keahlian normatif keagamaan sebagai basis dasar pendukung profesionalitas, dan di sisi lain, kita ingin benar-benar membumi dan bisa dirasakan masyarakat secara langsung,” ujarnya.
Sementara itu, Iping Supingah Redaktur Suara Surabaya (SS) Media, sebagai salah satu pengguna alumni Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) FDK UINSA menyambut baik review dan redesain kurikulum tersebut. Ia mengatakan, langkah tersebut bagus untuk menyempurnakan kurikulum yang sudah ada saat ini.
“Bagus karena disesuaikan dengan kondisi terkini, kondisi di lapangan pekerjaan itu membutuhkan lulusan yang seperti apa, sehingga mereka akan lebih siap untuk menghadapi itu,” ucapnya.
Upaya itu, lanjut dia, akan mendorong lulusan FDK UINSA lebih terampil, dan tidak kaget ketika terjun ke dunia kerja setelah lulus kuliah.
“Sehingga tidak gagap dengan perkembangan teknologi, maupun kondisi di sekarang ini, yang serba Artificial Intelligence (AI), dan tantangan yang semakin berat, terutama bidang media,” ucapnya.
Heni Dwi Utami Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SD Mumtaz Sidoarjo sebagai salah satu pengguna alumni Bimbingan Konseling Islam (BKI) FDK UINSA menambahkan, bahwa review dan redesain kurikulum tersebut merupakan langkah yang bagus untuk meningkatkan kualitas perkuliahan ke depannya.
“Karena kami di sekolah tidak hanya butuh lulusan yang unggul di atas kertas, tapi juga siap menghadapi dunia kerja yang dinamis, yang mampu mengelola manusia, agar lulusannya lebih tangguh, komunikatif, dan aplikatif di dunia kerja,” ucapnya.
Review dan redesain kurikulum tersebut, kata dia, ditanggapi dengan baik oleh FDK UINSA untuk menatap perkuliahan yang lebih maksimal di tahun ajaran baru.
Seperti diketahui, FDK UINSA memiliki lima Prodi, yakni Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Ilmu Komunikasi (Ilkom), Bimbingan dan Konseling Islam (BKI), Manajemen Dakwah (MD), dan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI).(ris/ham)