Prabowo Subianto Presiden menerima Fadli Zon Menteri Kebudayaan sekaligus Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/11/2025), untuk membahas pemberian gelar Pahlawan Nasional jelang peringatan Hari Pahlawan 2025.
Dalam pertemuan itu, Fadli melaporkan proses finalisasi daftar tokoh yang akan menerima anugerah tahun ini.
Dalam keterangannya, Fadli mengatakan telah menyampaikan langsung kepada Prabowo mengenai agenda pemberian Anugerah Gelar Kepahlawanan Nasional yang menjadi rangkaian rutin Hari Pahlawan.
“Saya sebagai Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, Tanda Kehormatan tadi telah menyampaikan kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto terkait dengan pemberian Anugerah Gelar Kepahlawanan Nasional yang memang ini dilaksanakan sudah merupakan kegiatan rutin dalam rangka Hari Pahlawan 2025,” katanya, dalam keterangan resmi yang diterima suarasurabaya.net.
Fadli menjelaskan mekanisme pengusulan gelar dilakukan secara bertingkat dari kabupaten/kota hingga pusat, dengan melibatkan akademisi, peneliti, dan tokoh masyarakat di tiap daerah.
“Setelah dari kabupaten/kota ke provinsi, di sana ada juga tim peneliti, akademisi, dan juga sejumlah tokoh yang menilai TP2GD (Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah). Kemudian setelah itu kepada TP2GP (Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat) di Kementerian Sosial. Dan Dewan Gelar GTK Tanda Jasa Tanda Kehormatan telah menerima ini dari Kementerian Sosial yang juga merupakan hasil kajian dari TP2GP,” jelasnya.
Dia melaporkan terdapat 40 nama calon pahlawan nasional baru, ditambah 9 nama lanjutan dari tahun sebelumnya. Dari total itu, 24 nama menjadi usulan prioritas setelah melalui seleksi dan kajian mendalam.
“Kalau semuanya memenuhi syarat. Jadi tidak ada yang tidak memenuhi syarat. Semua yang telah disampaikan ini memenuhi syarat. Perjuangannya semua jelas. Latar belakangnya, riwayat hidupnya dan sudah diuji secara akademik, secara ilmiah, riwayat perjuangannya ini telah diteliti dengan seksama melalui beberapa layer, beberapa tahap,” lanjutnya.
Fadli menegaskan, seleksi kandidat mempertimbangkan berbagai aspek representasi, termasuk daerah hingga gender, demi memastikan keberagaman tokoh yang diusulkan.
“Kami menyeleksi berdasarkan pertimbangan-pertimbangan termasuk gender, provinsi, dan lain-lain,” tandasnya.(ham/rid)
NOW ON AIR SSFM 100
