
Jemaah haji dari seluruh dunia mulai memenuhi Masjidilharam. Gerak para jemaah tidak lagi sebebas dua pekan lalu. Para jemaah yang baru tiba di Makkah tampak antusias menjalankan umrah wajib, sementara jemaah yang lebih dulu datang sudah beberapa kali menunaikan umrah sunah.
Rangkaian ibadah haji akan terus berlanjut, termasuk wukuf di Arafah, yang menjadi momen paling sakral dalam seluruh prosesi haji. Di sinilah para jemaah berkumpul, bermunajat, dan memperbanyak doa sebagai puncak manasik haji.
Namun, bagi jemaah perempuan, ada lima hal penting yang perlu diperhatikan agar ibadah tetap sah dan terasa nyaman.
Badriyah Fayumi Penasihat Agama dari Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyampaikan, haji merupakan bentuk jihad bagi perempuan.
“Perempuan yang berhaji telah melakukan pengorbanan besar meninggalkan keluarga, rutinitas harian, dan menempuh perjalanan panjang demi memenuhi panggilan Ilahi,” kata Badriyah.
Menjelang wukuf, berikut lima hal yang diingatkan Badriyah kepada jemaah perempuan:
1. Haid Bukan Halangan untuk Wukuf
Badriyah menegaskan, perempuan yang sedang haid tetap bisa mengikuti wukuf. Yang tidak diperbolehkan hanyalah tawaf, dan itu bisa dilakukan setelah suci. Jika haid datang saat baru tiba di Makkah dan waktu sudah mendekati wukuf, jemaah disarankan mengubah niat dari haji tamattu’ menjadi qiran.
“Niatkan haji qiran, ikuti wukuf, lalu lanjutkan ibadah. Umrah bisa dilakukan setelah suci,” jelasnya.
2. Antisipasi dengan Pembalut yang Nyaman
Selama wukuf, antrean toilet kerap panjang. Badriyah menyarankan jemaah perempuan mengenakan pembalut yang nyaman agar tetap bersih dan menjaga kesucian pakaian ihram.
3. Masker dan Aurat Saat Ihram
Dalam fikih, perempuan tidak boleh menutup wajah dan telapak tangan saat ihram. Namun, jika ada kebutuhan seperti cuaca ekstrem atau risiko ISPA, masker diperbolehkan.
“Kalau demi menjaga kesehatan, itu tidak mengapa. Tapi kalau ingin berhati-hati, bisa membayar fidyah,” katanya. Ia juga menjelaskan bahwa membuka jilbab di hadapan sesama perempuan saat ihram tidak termasuk pelanggaran, namun tetap disarankan menjaga aurat.
4. Hemat Tenaga, Gandakan Ibadah
Menjelang Armuzna, aktivitas fisik akan semakin padat. Karena itu, jemaah perempuan dianjurkan menghemat tenaga. “Gunakan waktu dua minggu ini untuk ibadah yang ringan tapi berpahala besar seperti zikir, tadarus, sedekah, dan doa,” ujarnya.
5. Hindari Perdebatan, Perkuat Keikhlasan
Perbedaan pandangan fikih kerap menjadi pemicu perdebatan. Badriyah mengimbau agar jemaah perempuan fokus pada ketenangan batin. “Pilih pendapat yang paling menenangkan hati. Jangan habiskan waktu untuk memperdebatkan hal yang tidak perlu,” ucapnya.
Terakhir, Badriyah mengajak jemaah perempuan menjadikan wukuf sebagai titik balik spiritual.
“Ketika kita lelah berjalan menuju Jamarat, niatkan sebagai langkah menuju Allah. Ketika kita melepaskan kenyamanan saat ihram, niatkan sebagai tanda cinta kepada-Nya. Semoga semua pengorbanan ini mengantarkan kita menjadi haji yang mabrur,” tutupnya.(ain/bil/rid)