Senin, 6 Oktober 2025

Kadin Jatim Dukung Program MBG dengan Tata Kelola Dapur yang Profesional

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Andriyanto Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Jawa Timur dalam kegiatan Sosialisasi dan Penyamaan Persepsi Satuan Pengelola Program Gizi (SPPG) di Surabaya, Minggu (5/10/2025). Foto: Kadin Jatim

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur (Jatim) berkomitmen mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah untuk meningkatkan gizi masyarakat, khususnya anak-anak sekolah. Program ini diharapkan mencetak generasi sehat dan cerdas sebagai penerus bangsa.

Adik Dwi Putranto Ketua Kadin Jatim menegaskan pentingnya menjaga kebersihan dan tata kelola dapur dalam program ini. Pengolahan makanan yang tidak higienis berisiko menyebabkan kontaminasi atau keracunan, bahkan menurunkan kualitas gizi.

“Kami perlu memastikan pengelola dapur memahami standar kebersihan dan memiliki keahlian profesional,” ujar Adik dalam acara Sosialisasi Satuan Pengelola Program Gizi (SPPG) di Surabaya, Minggu (5/10/2025).

Kadin Jatim melalui Kadin Institute berperan aktif dengan menggelar sosialisasi dan pelatihan bagi pengelola dapur. Tujuannya, menyamakan standar pengelolaan agar program berjalan aman dan berkualitas.

Andriyanto Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Jatim menyebut bahwa banyak kegagalan program serupa di daerah lain terjadi karena lemahnya tata kelola dan kompetensi tenaga kerja.

Andriyanto menjelaskan, setiap dapur penyedia makanan bergizi harus memenuhi tiga sertifikasi: sertifikasi lembaga, kepatuhan pada prinsip HACCP untuk keamanan pangan, dan sertifikasi keahlian juru masak. HACCP sendiri adalah sistem berbasis sains untuk mencegah risiko kontaminasi di setiap tahap produksi makanan, mulai dari bahan baku hingga penyajian.

Selain itu, menu makanan harus disesuaikan dengan kebutuhan gizi penerima, seperti anak sekolah, bayi, remaja, atau lansia. Bahan makanan dipilih yang bernilai gizi tinggi dan sesuai kondisi kesehatan serta budaya masyarakat. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, yang menekankan keamanan pangan dari cemaran dan penghormatan terhadap nilai agama serta budaya.

Untuk memastikan keberhasilan, Kadin Jatim berencana menjadikan Jawa Timur sebagai percontohan nasional. Mereka akan memetakan kebutuhan pelatihan di 38 kabupaten/kota dan menyiapkan pendampingan.

Nurul Indah Susanti Direktur Kadin Institute mengungkapkan bahwa dalam sebulan ke depan, pelatihan dan sertifikasi akan digelar untuk pengelola jasa boga, juru masak, dan penjamah makanan.

Kadin Jatim bekerja sama dengan empat lembaga sertifikasi profesi, seperti Pesona Indonesia dan Rajawali Hospitality, untuk memastikan tenaga kerja memiliki kompetensi resmi. Dengan langkah ini, Jawa Timur optimistis program ini akan berjalan lancar, mendukung peningkatan gizi generasi muda secara berkelanjutan.

“Kami ingin Jawa Timur menjadi teladan dalam menyediakan makanan sehat dan aman. Dengan kerja sama pemerintah, Kadin, dan lembaga terkait, program ini akan memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” tutur Nurul. (saf/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Senin, 6 Oktober 2025
28o
Kurs