
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur (Jatim) menyoroti kondisi kesiapan bus dalam peristiwa kecelakaan rombongan tenaga kesehatan di Jalan Raya Bromo, Desa Botoh, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Minggu (14/9/2025).
Pasalnya berdasarkan laporan Polres Probolinggo, bus pariwisata dengan nomor polisi P 7221 UG asal Jember ini mengalami kecelakaan diduga akibat sistem pengereman bus tidak berfungsi (rem blong).
Hasil identifikasi sementara menunjukkan, bus diduga mengalami rem blong itu menghantam pekarangan warga di sisi kanan jalan.
Bus kemudian terhenti dalam posisi terguling dan miring ke bahu kanan jalan, dengan kondisi bagian depan hancur dan kaca serta badan bus sisi kanan pecah.
Dalam peristiwa ini dari total 52 penumpang, tercatat delapan orang dilaporkan meninggal dunia. Sementara korban luka-luka mendapat penanganan medis di sejumlah fasilitas kesehatan.
Korban luka-luka dilaporkan dirawat di RSUD dr. M. Saleh Kota Probolinggo, RSUD Ar Rozy Kota Probolinggo, RSUD Tongas Kabupaten Probolinggo, serta Puskesmas Sukapura, Puskesmas Wonomerto, dan Puskesmas Lumbang.
Untuk itu Khofifah mengingatkan penyedia transportasi bus supaya melakukan pengecekan berkala terkait kondisi bus dan memastikan dalam keadaan laik jalan.
“Selalu cek dan ricek kondisi kendaraan kita. Terlebih ketika membawa penumpang , bus pariwisata harus dalam keadaan laik jalan,” tegas Khofifah, Senin (15/9/2025).
Di sisi lain Gubernur Jatim itu juga menyampaikan duka cita mendalam dalam peristiwa ini. “Atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Timur, saya menyampaikan duka cita mendalam atas musibah yang menimpa rombongan bus pariwisata di kawasan Gunung Bromo,” ujarnya.
“Semoga seluruh amal ibadah korban diterima Allah SWT, keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, dan korban luka segera diberikan kesembuhan,” sambung Khofifah.
Sebagai langkah menangani peristiwa ini, Khofifah telah menugaskan Dinas Perhubungan (Dishub) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur untuk melakukan koordinasi dengan pihak terkait.
Khofifah minta Dishub melakukan evaluasi dan pemeriksaan menyeluruh terhadap armada bus pariwisata, sementara Dinkes memastikan seluruh korban mendapat pelayanan medis optimal.
“Keselamatan penumpang harus menjadi prioritas utama. Saya berharap kejadian ini menjadi pembelajaran penting agar semua armada dilakukan perawatan secara rutin dan laik jalan sebelum diberangkatkan,” tandasnya.(wld/bil/iss)