
Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) mulai melakukan audit konstruksi 80 bangunan Pondok Pesantren (ponpes) tua dengan jumlah santri lebih dari 1.000 orang dan/atau memiliki bangunan empat lantai di berbagai daerah.
Langkah itu dilakukan, sebagai langkah antisipasi menyusul insiden ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny, di Sidoarjo, Jawa TImur, beberapa waktu lalu.
Dewi Chomistriana Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PU mengatakan, audit dilakukan secara bertahap karena jumlah ponpes di Indonesia mencapai lebih dari 42 ribu.
Pemerintah memprioritaskan pesantren dengan jumlah santri lebih dari seribu orang dan memiliki bangunan empat lantai.
“Sampai Desember ini ada 80 pondok pesantren yang akan diaudit. Kami melakukan review dokumen perencanaan dan memberikan rekomendasi perbaikan,” kata Dewi saat meninjau Ponpes Tremas, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, saat dilansir dari Antara, pada Jumat (10/10/2025).
Pesantren yang akan diaudit tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, Aceh, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.
Untuk intervensi fisik, kata Dewi, pihaknya masih menunggu arahan lebih lanjut.
“Kami mendampingi proses persetujuan pembangunan gedung. Kalau nanti ditemukan kekurangan, akan diputuskan apakah perlu dilakukan intervensi fisik atau tidak,” ujarnya lagi.
Seperti diketahui sebelumnya, bangunan tiga lantai di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, ambruk pada 29 Agustus 2025 dan menelan 67 korban jiwa dari total 171 orang yang tertimpa reruntuhan.(ant/ris/iss)