Minggu, 19 Oktober 2025

Ketua PCNU Surabaya Sebut Santri Jadi Pilar Bangsa, Siap Hadapi Tantangan ke Depan

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
KH Masduki Toha Ketua PCNU Surabaya saat memberikan sambutan "Hajatan Nasional" dalam memperingati Hari Santri Nasional di Balai Pemuda, Minggu (19/10/2025). Foto: M. Irfan Azhari Mg

Dalam menyambut perayaan Hari Santri 2025, KH Masduki Toha Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya menerangkan kalau tahun ini lebih spesial dari sebelumnya.

Masduki menyebut, peringatan Hari Santri 2025 jadi lebih spesial dan krusial sebagai momentum koreksi diri di tengah berbagai kondisi dan musibah yang melanda.

“Pada perayaan Hari santri sekaligus jadi tolak ukur, bagaimana para santri ke depannya. Apapun yang namanya santri, kita berjuang bersama-sama, meneguhkan cita-cita bersama. Kami siap teguh membangun bangsa ini dengan akhlakul karimah,” katanya saat ditemui suarasurabaya.net, Minggu (19/10/2025).

Dia menekankan bahwa peringatan Hari Santri 2025 mengusung semangat kesederhanaan, terutama mengingat kondisi negara yang dinilai sedang tidak baik-baik saja dan adanya musibah yang menimpa sebelum peringatan Hari Santri.

“Karena kondisi negara sedang tidak baik-baik saja, apalagi sebelum hari santri ini ada beberapa musibah yang menimpa maka kesederhanaan itu menjadi tolak ukur,” jelasnya.

Rangkaian Hari Santri oleh PCNU Surabaya, lanjut Masduki, sebenarnya telah dimulai sejak 12 Oktober dengan kick-off di kantor PCNU melalui Lomba Festival Kitab Kuning yang diikuti 52 peserta.

Kemudian dilanjutkan dengan “Hajatan Nusantara” di Balai Pemuda pada 17-19 Oktober. Hajatan Nusantara difokuskan untuk memberdayakan ekonomi masyarakat, mencakup UKM-UKM, kegiatan kesehatan, dan sosial.

“Bagaimana kita hadir di tengah-tengah kepentingan masyarakat, bagaimana ekonominya, kesehatannya, hingga sosialnya. Nah, ini kita tampung dalam kegiatan yang tiga hari di Balai Pemuda,” ujarnya.

Semangat kesederhanaan ini, lanjut Masduki, adalah kunci untuk menjawab tantangan zaman. Karena menurutnya, dalam hari santri adalah bagaimana kesederhanaan mampu menjawab tantangan santri.

“Bahwa santri siap diletakkan di manapun, dalam kondisi apapun, santri itu siap,” tegasnya.

Puncak rangkaian acara akan ditutup dengan Malam Tasyakuran di kantor PCNU Surabaya yang akan mengundang hingga 1.500 orang dari seluruh komponen masyarakat. Acara tasyakuran ini juga akan diisi dengan doa-doa, termasuk doa khusus untuk Ponpes Al Khoziny, dan ditutup dengan 100 tumpeng untuk dinikmati bersama.

“Saya yakin kehidupan di pesantren adalah bekal kita bagaimana ke depannya membangun bangsa dan negara,” tutupnya. (kir/saf/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Minggu, 19 Oktober 2025
27o
Kurs