Minggu, 12 Oktober 2025

Khofifah: 80 Tahun Jawa Timur Bukti Ketangguhan dan Sinergi

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur dan Emil Elestianto Dardak Wagub Jatim saat memberikan pengharagaan kepada Adhy Karyono Sekdaprov Jatim pada Upacara Peringatan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur di Surabaya, Minggu (12/10/2025). Foto: Antara

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur (Jatim) menegaskan 80 tahun perjalanan Provinsi Jatim merupakan bukti ketangguhan, kerja keras, dan sinergi masyarakat dalam membangun pertumbuhan berkelanjutan.

“80 tahun Provinsi Jawa Timur menjadi perjalanan panjang penuh sejarah, perjuangan, sekaligus kemajuan,” ujar Khofifah saat memimpin Upacara Peringatan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur di Surabaya, Minggu (12/10/2025) dilansir Antara.

Ia menekankan kemajuan Jatim saat ini merupakan hasil agregat dari pertumbuhan di berbagai wilayah, mulai dari metropolitan Surabaya sebagai pusat perdagangan dan jasa, kawasan industri di Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, Pasuruan, Tuban, dan Lamongan, hingga kawasan pertanian Mataraman serta wisata dan budaya di Banyuwangi dan Madura.

Menurut Khofifah, wajah pembangunan Jawa Timur kini semakin paripurna maju dalam ekonomi, kuat dalam pendidikan, kaya budaya, serta berdaya saing dalam teknologi. Hal itu sejalan dengan tema Hari Jadi ke-80 “Jatim Tangguh, Terus Bertumbuh.”

“Tema ini bukan sekadar slogan, tetapi cerminan semangat dan kerja keras seluruh elemen masyarakat dalam menghadapi berbagai tantangan,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Khofifah memperkenalkan filosofi kerja “JATIM BISA” akronim dari Berdaya, Inklusif, Sinergis, dan Adaptif sebagai arah pembangunan ke depan. Ia menegaskan bahwa Jawa Timur harus menjadi pelaku utama perubahan, bukan sekadar penonton.

Pada Triwulan II 2025, ekonomi Jatim tumbuh 5,23 persen (year on year), melampaui rata-rata nasional 5,12 persen.

“Realisasi investasi pada 2024 mencapai Rp147,3 triliun, tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir. Ini menjadikan Jawa Timur sebagai lokomotif pembangunan nasional,” tutur Khofifah.

Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi berdampak signifikan pada penurunan kemiskinan.

Per Maret 2025, tingkat kemiskinan turun menjadi 9,5 persen dengan kemiskinan ekstrem 0,66 persen. Jumlah Desa Mandiri juga meningkat menjadi 4.716 desa, terbanyak di Indonesia.

Di sektor ketahanan pangan, Jatim mempertahankan posisi sebagai “Lumbung Pangan Nasional” dengan produksi padi Januari–November 2025 mencapai lebih dari 12 juta ton gabah kering panen.

“Beras petani Jawa Timur menjadi sumber pangan bagi 21 provinsi lainnya,” ujarnya.

Ia juga menyebut keberhasilan membentuk 8.494 Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih (KDKMP) sebagai amanat Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto untuk memperkuat ekonomi desa dan ketahanan pangan nasional.

Selain itu, Jatim bersiap menjadi “Gerbang Baru Nusantara” seiring berkembangnya Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan infrastruktur meliputi 37 pelabuhan, 7 bandara, 12 ruas tol, 13 kawasan industri, 2 kawasan ekonomi khusus, dan 1 kawasan industri halal.

Menutup pidatonya, Khofifah mengutip falsafah “Jer Basuki Mawa Beya.”

“Kami mengajak seluruh warga Jawa Timur bergerak bersama. Dengan semangat ‘Jatim Tangguh, Terus Bertumbuh’, mari menatap masa depan yang inklusif, sejahtera, unggul, berakhlak, dan berkelanjutan,” ujarnya. (ant/bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Minggu, 12 Oktober 2025
33o
Kurs