Perpusnas Ingin Terbitkan Lebih Banyak Buku Bacaan Anak dari Naskah Kuno Nusantara
Rabu, 14 Mei 2025 | 20:45 WIB
Dalam rentang tiga hingga empat tahun belakangan, beberapa komunitas buku juga klub membaca mulai bermunculan di Surabaya.
Beberapa ada yang mengajak warga Surabaya untuk sekadar membaca saja atau berdiskusi. Tapi ada juga yang sampai menyediakan persewaan buku secara online dan mengajak book-date sambil vacation.
Salah satunya adalah BIBABUKU, yang diinisiasi oleh Imelda Bie, seorang pegawai swasta yang bekerja di salah satu hotel di Surabaya.
Bie sapaan akrabnya, mengaku tergerak memulai BIBABUKU setelah dia menemukan kembali koleksi buku lama dalam tumpukan kardus, saat pindahan rumah.
“Kalau aku bisa bilang, ini semua berkat semesta. Setahun lalu, tepat di bulan Mei juga, aku mulai menjalankan BIBABUKU, akun media sosial yang hanya membuka persewaan buku secara online,” terangnya, Minggu (18/5/2025).
Dari sekadar iseng mengunggah beberapa bacaan buku di media sosial pribadi, Bie kerap mendapat pertanyaan dari teman-teman online-nya seperti, “Kamu punya buku itu?” atau “Buku itu boleh dipinjam, nggak?”.
Karena Bie melihat di Surabaya masih jarang yang menyediakan persewaan buku online dengan beragam koleksi, dia pun memberanikan diri membuka BIBABUKU.
“Sempat takut dan kepikiran kalau bukunya nggak kembali, tapi aku yakin bahwa pembaca buku yang asli, nggak mungkin mencuri buku,” ungkapnya.
Bie menjelaskan, sistem persewaan buku di BIBABUKU cukup sederhana. Para penyewa hanya perlu mengisi formulir melalui sebuah link, memilih buku yang akan dipinjam, serta menyertakan deposito.
Fungsi deposito, lanjut Bie, adalah sebagai salah satu upaya menghindari kejadian buku tidak kembali.
Jika buku tidak kembali, Bie masih menyimpan data diri penyewa dan sejumlah uang deposito. Meskipun dia tidak berharap hal tersebut terjadi padanya.
“Kalau untuk deposito, nominalnya beragam. Tergantung apakah buku yang dipinjam termasuk langka atau bertandatangan penulis,” jelasnya.
Perluas Aktivitas
Tidak berhenti sebagai persewaan buku online saja, BIBABUKU terus melakukan sejumlah perluasan aktivitas seperti, melakukan kolaborasi dengan sejumlah kafe, mengadakan diskusi buku, hingga trip bareng pembaca.
Berbekal keinginan menyemangati non-reader, Bie beberapa kali melakukan kerja sama dengan kafe-kafe di Surabaya untuk mengadakan free reading book.
“Jadi aku izin dulu dengan beberapa kafe supaya boleh buka booth setiap weekend. Di sana, aku bawa sekitar 60-70 buku koleksi pribadi, dan mengizinkan pengunjung kafe untuk membaca gratis di lokasi,” tuturnya.
Dengan begitu, lanjut Bie, tujuan menyalakan semangat literasi di Surabaya, sedikit demi sedikit bisa tercapai.
Tidak hanya itu, Bie juga sempat mengajak para pembaca untuk melakukan book-date di Gili Labak, Kabupaten Sumenep, pada April 2025 lalu.
Di sana, para pembaca diajak merasakan pengalaman membaca bersama orang baru, melakukan diskusi, juga aktivitas outdoor di pantai.
“Menurutku ini adalah salah satu ideku yang paling ceplas-ceplos. Karena begitu muncul idenya, aku langsung menghubungi salah satu teman, lalu bikin pengumuman di Instagram. Dan akhirnya sekitar sembilan orang ikut di trip pertama BIBABUKU,” jelasnya.
Bie mengaku, beragam aktivitas yang dia hadirkan di BIBABUKU, semata karena dia ingin memberikan ruang membaca yang lebih inklusif.
“Juga, aku ingin melakukan pendekatan yang lebih luwes dan ngepop saja. Sehingga non-reader pun bisa gabung dan mendapat pengalaman baik saat pertama kali join,” tandasnya. (kir/saf/ham)
NOW ON AIR SSFM 100
