
Kondisi ekonomi yang tidak stabil serta pemberlakuan efisiensi di sejumlah perusahaan menjadi tantangan tersendiri bagi para pencari kerja yang mendatangi gelaran Job Fair Hybrid 2025, di GOR Sidoarjo, Rabu (28/5/2025).
Ida Arina (24) adalah pencari kerja asal Ngawi, yang rela pulang-pergi (PP) ke Sidoarjo hanya untuk mencari pekerjaan.
Bersama satu orang teman, Ida mengaku berangkat dari Ngawi sekitar pukul 03.30 WIB dengan bus.
“Enggak ada teman dan saudara di sini. Jadi pas sampai di terminal, langsung menuju GOR dan prepare di sini,” terangnya ditemui di sela-sela menunggu antrean.
Ida yang merupakan lulusan Hukum Ekonomi Syariah UIN Sunan Gunung Djati Bandung mengatakan, sebenarnya peluang kerja dari jurusan yang dia ambil sewaktu kuliah cukup besar.
Terlebih, sekarang banyak perusahaan finansial yang membutuhkan lulusan hukum ekonomi syariah seperti dirinya.
“Tapi, karena ketidakpastian ekonomi, banyak orang kena PHK, akhirnya pencari kerja juga banyak, tapi perusahaan yang menyediakan lapangan kerja tidak banyak. Jadi, kondisi sekarang ini timpang,” katanya.
Waktu memutuskan datang ke job fair, Ida dan temannya tidak berniat mencari pekerjaan yang harus sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka.
“Saya niatnya memang melamar posisi yang general seperti, admin atau customer service (CS), yang penting bisa kerja dan berpenghasilan sambil membangun skill,” ungkapnya.
Meski begitu, jika dalam kesempatan job fair ini Ida tidak mendapat panggilan dari perusahaan, alih-alih membuka usaha, dia memilih untuk mengikuti pelatihan untuk upskilling.
Tidak hanya itu, Ida juga tetap akan berusaha mencari kerja di bidang lain seperti, virtual assistant atau business development, yang bisa dikerjakan di rumah atau work from home (WFH).
“Kenapa enggak memilih usaha sendiri karena menurut saya, untuk orang yang belum berpengalaman, cukup berisiko. Karena penghitungan dan perencanaan membuka usaha itu harus matang. Juga harus ada dana simpanan, kalau nanti usahanya tidak berhasil,” jelasnya.
Terakhir, Ida berharap di tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti dan banyaknya pengangguran, pemerintah bisa lebih memperhatikan sektor pendidikan.
“Sektor pendidikan menurut saya punya peranan penting dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Kalau kualitas pendidikan kita bagus, perusahaan pasti akan memperhitungkan untuk menggunakan tenaga asing. Dengan banyaknya tenaga asing yang bekerja di Indonesia, menunjukkan bahwa kualitas SDM di Indonesia kurang,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Sidoarjo menggelar Job Fair Hybrid 2025 selama dua hari, 27-28 Mei 2025, di GOR Sidoarjo.
Yulita Indah Kabid Perencanaan dan Penempatan Tenaga Kerja Disnaker Kabupaten Sidoarjo mengungkapkan, gelaran ini diikuti oleh sekitar 37 perusahaan dengan total kebutuhan lowongan 1.969.
“Selama dua hari pelaksanaan, total ada 2.196 pencari kerja yang teregistrasi ulang dalam sistem kami,” ungkapnya.
Dia berharap, jumlah pelamar itu bisa menutup kebutuhan lowongan yang telah disiapkan oleh perusahaan.(kir/rid)