
Konflik bersenjata antara Thailand dan Kamboja memanas setelah jet tempur F-16 milik Thailand membombardir target di wilayah Kamboja, pada Kamis (17/7/2025).
Aksi saling serang ini dipicu sengketa perbatasan yang telah lama berlangsung dan kini meletus menjadi bentrokan hebat. Bentrokan sendiri bermula di sekitar Candi Ta Moan Thom, wilayah sengketa yang terletak di Provinsi Oddar Meanchey, Kamboja.
Melansir Al Jazeera, Laksamana Muda Surasant Kongsiri dari militer Thailand mengatakan pertempuran kemudian meluas ke sedikitnya enam titik di sepanjang perbatasan. Akibat eskalasi ini, seluruh pos perbatasan ditutup oleh militer Thailand.
Somsak Thepsuthin Menteri Kesehatan Thailand, menyatakan bahwa serangan pada Kamis itu menewaskan 11 warga sipil, termasuk seorang bocah berusia delapan tahun, serta satu tentara Thailand. Korban tersebar di tiga provinsi.
Ia menuding pasukan Kamboja menyerang sebuah rumah sakit, dan menyebut tindakan itu sebagai kejahatan perang.
Menurut laporan, empat warga sipil tewas ketika artileri Kamboja menghantam sebuah SPBU di Ban Phue, Distrik Kantharalak, Thailand, sekitar 20 km dari perbatasan.
Kata Sutthirot Charoenthanasak Kepala Distrik Kabcheing di Provinsi Surin dua lainnya tewas di rumah mereka akibat serangan serupa.
Otoritas setempat telah mengevakuasi sekitar 40.000 warga dari 86 desa ke tempat yang lebih aman. Banyak warga, termasuk anak-anak dan lansia, berlindung di bunker dari beton dan karung pasir.
Sementara itu, Hun Manet Perdana Menteri (PM) Kamboja meminta pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB, menyatakan bahwa konflik ini “mengancam perdamaian kawasan secara serius”.
Saling Tuding dan Serangan Udara
Kedua negara saling menyalahkan atas pecahnya kekerasan. Militer Thailand menuduh Kamboja mengirim drone dan pasukan bersenjata berat, termasuk roket BM21, ke wilayah sengketa hingga memaksa tentara Thailand membalas serangan.
Menurut Ritcha Suksuwanon Wakil Juru Bicara Militer Thailand, enam jet tempur F-16 Thailand disiagakan dan dua target militer Kamboja berhasil dibombardir.
Kementerian Luar Negeri Thailand sendiri mengatakan serangan Kamboja menyasar wilayah sipil, termasuk rumah sakit.
“Jika Kamboja terus melanggar kedaulatan Thailand, kami siap meningkatkan langkah-langkah pertahanan diri sesuai hukum internasional,” demikian pernyataan resmi kementerian.
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Kamboja menuding Thailand lebih dulu menyerang dan melanggar kesepakatan de-eskalasi. Mereka menyebut dua bom dijatuhkan jet Thailand di sebuah jalan umum.
Hun Sen mantan PM Kamboja menuduh militer Thailand melepaskan tembakan di dua provinsi Kamboja yakni Oddar Meanchey dan Preah Vihear, serta menyatakan bahwa “tentara Kamboja tak punya pilihan selain melawan balik”. Ia juga menyerukan warganya untuk tetap tenang dan tidak panik membeli bahan pangan.
Ketegangan Meluas dan Evakuasi Warga Asing
Kedutaan Besar Thailand di Phnom Penh memperingatkan warganya untuk segera meninggalkan Kamboja karena bentrokan diperkirakan akan meluas.
Sementara itu, pemerintah Tiongkok menyatakan keprihatinannya dan mendesak kedua pihak menyelesaikan konflik lewat dialog. Kedutaan Tiongkok di Kamboja juga mengimbau warganya untuk menghindari daerah perbatasan.
Adapun konflik ini merupakan imbas dari sengketa perbatasan warisan kolonial Prancis yang telah lama menimbulkan ketegangan. Daerah perbatasan itu sebelumnya dihuni masyarakat yang bebas berpindah, namun sengketa batas negara membuat situasi terus memburuk.
Insiden juga dipicu oleh ledakan ranjau yang melukai parah tentara Thailand pekan lalu. Militer Thailand menuding ranjau itu baru ditanam oleh Kamboja. Namun, Kamboja buru-burut membantah dan mengatakan bahwa ledakan berasal dari ranjau sisa perang saudara.
Sebagai respons atas insiden ranjau, Partai Pheu Thai yang berkuasa di Thailand memanggil pulang duta besar Thailand dari Kamboja dan menyatakan akan mengusir duta besar Kamboja dari Bangkok.
Kamboja pun membalas dengan menarik seluruh diplomatnya dan menurunkan status hubungan diplomatik ke tingkat “sekretaris kedua”. Selain itu, Kamboja menghentikan impor BBM dan produk pangan dari Thailand, memperparah ketegangan di tengah konflik yang kian tak terkendali. (ant/bil/ham)