
Perang genosida Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza yang telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023 belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.
Melansir Antara, hingga Jumat (15/8/2025), sudah 61.827 warga tak berdosa Gaza tewas akibat kejahatan militer Zionis ini.
Menurut berbagai sumber medis di Gaza, mayoritas dari para korban tewas itu adalah perempuan dan anak-anak sedangkan jumlah korban luka-luka juga meningkat menjadi 155.275 orang.
Sejak Israel secara sepihak mengakhiri perjanjian gencatan senjata Gaza dan melanjutkan agresinya di Jalur Gaza pada 18 Maret, pihaknya telah menewaskan 10.300 orang dan melukai 43.234 lainnya.
Dalam 24 jam terakhir, 54 warga Palestina terbunuh, termasuk empat di antaranya ditemukan di reruntuhan dan 831 korban luka dirawat di rumah sakit di Gaza.
Dari jumlah tersebut, 17 korban tewas dan 250 korban luka merupakan pencari bantuan, sehingga masing-masing totalnya menjadi 1.898 dan 14.113 orang.
Dalam 24 jam terakhir, seorang anak perempuan juga meninggal dunia akibat kelaparan, sehingga jumlah keseluruhan warga Gaza yang meninggal karena kelaparan menjadi 240 orang, termasuk 107 anak.
Selain itu, sedikitnya 10.000 orang dinyatakan hilang, diduga tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.
Perang genosida Zionis Israel itu juga mengakibatkan pengungsian paksa hampir dua juta orang di seluruh Jalur Gaza.
Sebagian besar pengungsi itu terpaksa mencari perlindungan ke Kota Rafah yang padat penduduk di selatan Gaza, dekat perbatasan dengan Mesir.
Pengungsian ke Rafah ini tercatat sebagai eksodus massal terbesar Palestina sejak Nakba 1948. (ant/ata/iss)