
Tim SAR Gabungan memastikan penambahan waktu operasi pencarian KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali. Hal ini lantaran masih banyaknya korban yang belum dievakuasi dan diduga mengambang di laut.
Laksamana Muda Ribut Eko Suyatno Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas menyatakan bahwa operasi pencarian akan diperpanjang hingga tiga hari, berlaku mulai Rabu (9/7/2025).
“Atas pertimbangan kemanusiaan kami dan arahan sub koordinator yang memonitor jalannya operasi dari Jakarta, kami akan memperpanjang operasi selanjutnya. Mengingat masih adanya korban yang perlu kita evakuasi,” ujar Eko di ASDP Ketapang, Banyuwangi pada Selasa (8/7/2025).
Eko Suyatno menyampaikan hasil operasi pantauan SRU darat, udara, dan laut pada hari ini tidak membuah hasil.
Namun operasi bawah laut dari KRI Pulau Fanildo 732 menggunakan side scan sonar telah mengidentifikasi keberadaan logam dengan tingkat kemagnetan tinggi. Area tersebut berlokasi tepat di tengah Selat Bali.
“Ada satu kemajuan signifikan dari pendeteksian bawah air yang dilakukan oleh KRI Fanildo dengan tim hidrografi,” jelasnya.
Laksamana TNI Endra Hartono Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada II menjelaskan, area yang menunjukkan keberadaan logam itu berada di titik referensi 4 yang berlokasi di tengah Selat Bali.
KRI Pulau Fanildo 732 sendiri telah melakukan identifikasi bawah area di enam titik atau referensi yang tersebar di sejumlah area di Selat Bali, namun indikasi kuat adanya keberadaan logam berada di refensi empat.
“Pada hari ini setelah mendeteksi dengan set sonar untuk kapal yang diduga berada di titik refrensi empat atau di lihat di peta adalah pas tengah-tengah,” ujarnya.
Saat ini tim hidrografi tengah menyusun hasil side scan sonar di bawah air menjadi gambar tiga dimensi untuk mengetahui kondisi dan kantur di dasar laut guna memastikan objek diduga bangkai kapal itu.
“Untuk hasil terkait dengan riwayat dan sebagainya yang masih dalam proses,” tandasnya. (wld/saf/ipg)