Jumat, 28 November 2025

Laporan Kondisi Padang: Akses Transportasi Hampir Seluruhnya Terputus, Banjir di Kota Capai 1 Meter

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Petugas menjaga kelancaran kendaraan yang melewati jalan lintas Solok–Padang, Sumatera Barat yang sudah bisa dilalui setelah longsor ditangani Foto: Antara

Sejumlah wilayah di Sumatera Barat (Sumbar), salah satunya Kota Padang hingga kini masih dilanda bencana banjir dan longsor yang terjadi sejak akhir pekan lalu.

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat pun sudah menetapkan status tanggap darurat sejak 25 November.

Jadwal Djalal Direktur Radio Padang FM dalam laporannya untuk Radio Suara Surabaya, Jumat (28/11/2025), mengatakan dalam dua hari terakhir, sejumlah ruas vital penghubung antarwilayah lumpuh total akibat longsor dan jalan amblas.

“Update terbaru dua titik jalur arus lalu lintas penghubung Padang dan Bukittinggi, tepatnya di Mega Mendung, kemudian satu lagi di batas Kota Padang Panjang, itu dipastikan untuk beberapa saat waktu ke depan tidak dapat dilalui,” ujar Jadwal Djalal dalam laporannya.

Demikian dengan jalur alternatif via Malalak, Kabupaten Agam yang biasanya menjadi rute pengganti, kata Djalal, juga tidak bisa diakses dalam beberapa waktu ke depan.

Satu-satunya rute yang masih berfungsi hanyalah jalur Sitinjau Lauik. “Satu-satu jalan penghubung dari Padang ke Bukittinggi adalah melalui Solok yaitu dengan jalan Sitinjau Lauik,” bebernya.

Djalal juga menambahkan bahwa situasi serupa terjadi di daerah lain seperti yang sebelumnya disampaikan Ditlantas Polda Sumbar.

“Beberapa jalur itu dinyatakan berita sahih (benar). Di antaranya yaitu Pesisir Selatan daerah Tarusan Pessel putus; Padang ke Pesisir. Kemudian untuk Bukittinggi–Pasaman putus, itu daerahnya tepatnya di daerah Palupuh. Dan untuk Padang–Bukittinggi ada dua jalur yang juga tidak bisa kedua-duanya dilalui,” bebernya.

Selain longsor, banjir besar melanda sejumlah titik di Kota Padang. Beberapa wilayah mengalami kerusakan dan menelan korban, meski data resmi belum dirilis.

“Lubuk Minturun sudah menelan korban, cuma kita tidak bisa menyebutkan berapa jumlah korban karena belum dapat data yang valid, selain daripada daerah-daerah lain di Kecamatan Kuranji, Kota Padang.”

Bahkan di Padang Pariaman, banjir bahkan mencapai atap rumah. Djalal mengatakan, “Yang terparah, ada di Kecamatan Ulakan Tapakis, air sampai ke atap, bahkan ada yang tenggelam rumahnya di dalam genangan air.”

Ketika ditanya penyebab bencana meluas, Djalal menegaskan intensitas hujan ekstrem yang tak kunjung berhenti menjadi pemicu utama. Bahkan, saat laporan ini disampaikan, suasana Kota Padang masih gelap, berkabut, dan terus diguyur hujan.

“Yang pasti hujan itu mulai dari tanggal 25, intensnya 24, 23, 24, 25 itu dinyatakan daerah bencana ya darurat. Sampai saat ini bisa dikatakan masih banyak hujannya daripada tidak hujannya,” sebutnya.

Hampir seluruh jalur transportasi darat lumpuh. Satu yang masih dilaporkan aman untuk dilalui yakni jalur Padang-Solok, meski kondisinya kemungkinan tidak stabil. Artinya potensi kemacetan besar, karena jalur tersebut adalah satu-satunya akses yang bisa ditempuh.

Selain transportasi darat, sejumlah penerbangan masih berjalan dengan penyesuaian.

“Update terakhir untuk bandara kita belum dapat informasi, artinya mungkin masih ada penerbangan yang disesuaikan. Tidak ada pengumuman penutupan penerbangan belum ada,” tutupnya. (bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Jumat, 28 November 2025
29o
Kurs