
Mahasiswa Interior Architecture Universitas Ciputra (UC) Surabaya berhasil mengubah limbah dek berbahan polimer menjadi kursi living room.
Adinda Nurfadillah mahasiswa UC pembuat produk interior dari limbah tersebut mengatakan, karyanya itu berawal dari keresahan dirinya terhadap banyaknya imbah industri.
“Karya ini tidak hanya estetik dan fungsional, tapi juga memiliki nilai ekonomi dan keberlanjutan, sehingga menarik perhatian dunia industri,” katanya, pada Minggu (13/7/2025).
Pihaknya membeberkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), bahwa Indonesia memproduksi lebih dari 67 juta ton limbah per-tahun.
Dari angka tersebut, limbah non-organik industri seperti sisa lantai dek berbahan polimer menjadi salah satu jenis yang belum banyak terserap atau dikelola secara kreatif.
“Melihat fakta itu, kemudian berinisiatif mengangkat limbah lantai dek yang tak terpakai menjadi bahan utama karya furnitur,” ucapnya.
Dalam pembuatanya, ia menjalani beberapa tahapan, mulai dari tahap eksplorasi, eksperimen, identifikasi material, hingga pengujian ergonomi dan kekuatan konstruksi. Setelah tuntas, ia merancang kursi bergaya jengki kontemporer kokoh, nyaman, dan artistik.
“Mengindentifikasi setiap material produksi dengan memanfaatkan potongan limbah yang tidak lolos sortir pabrik, kemudian mengubahnya menjadi susunan pola-pola simetris sebagai kekuatan estetika produknya,” jelasnya.
Menurutnya, pemanfaatan limbah menjadi produk bernilai bukan hanya menyelesaikan masalah desain, tetapi juga menawarkan gagasan yang lahir dari persoalan lingkungan.
Tri Noviyanto P. Utomo Dosen pembimbing Tugas Akhir mengatakan, karya mahasiswa bimbinganya tersebut, juga bagian dari upaya berkontribus pada Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin 12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.
“Saya salut bahwa Adinda tidak hanya menyelesaikan tugas akhir dengan baik, tapi juga responsif terhadap isu-isu lingkungan yang keberlanjutan melalui karya desain,” katanya.
Tommy, sapaannya, mengatakan bahwa karya tersebut juga merupakan bagian dari refleksi pendekatan pendidikan UC yang mendorong mahasiswa untuk menggabungkan creative thinking, entrepreneurial mindset, dan social responsibility dalam setiap karya.
“Semoga kolaborasi ini menjadi pintu masuk bagi kerja sama yang lebih luas, termasuk produksi massal produk berbasis daur ulang serta penciptaan ekosistem industri yang lebih bertanggung jawab,” tandasnya.
Seperti diketahui, karya tersebut merupakan hasil tugas akhir di Prodi Interior Architecture Universitas Ciputra (UC) Surabaya, yang juga dipamerkan dalam pameran tugas akhir di UC Surabaya.(ris/saf/ham)