MAKI Sebut Riza Chalid di Malaysia dan Sudah Nikahi Kerabat Sultan Sejak 4 Tahun Terakhir

Masyarakat Anti-Korupsi Indonesia (MAKI) memastikan bahwa Muhammad Riza Chalid, tersangka kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah, saat ini berada di Malaysia.

Bahkan, Boyamin Saiman Koordinator MAKI menyebut kalau Riza Chalid dan telah menikah dengan kerabat sultan dari salah satu negara bagian di Negeri Jiran tersebut sejak empat tahun lalu.

“Dalam konteks ini saya sudah memastikan Riza Chalid ada di Malaysia, dan diduga sudah menikah dengan orang yang punya kekerabatan dengan raja atau sultan di Malaysia, empat tahun lalu,” kata Boyamin di Kuala Lumpur, Sabtu (26/7/2025), yang dilansir Antara.

Berdasarkan informasi yang ia terima, Riza Chalid diduga menikah dengan kerabat sultan dari negara bagian berinisial J atau K. Saat ini, menurut Boyamin, Riza lebih banyak tinggal di wilayah Johor.

Menanggapi temuan ini, MAKI akan merekomendasikan kepada Kejaksaan Agung (Kejagung) agar segera mengajukan permohonan red notice kepada Interpol.

Dengan adanya red notice, Kepolisian Malaysia akan terikat aturan Interpol, sehingga dapat memudahkan proses penangkapan. “Walau upaya ekstradisi tetap bisa dilakukan, tetapi tetap harus mengupayakan red notice,” tegas Boyamin.

Jika red notice tidak memungkinkan, Boyamin menyarankan agar Kejaksaan menggelar sidang in absentia atau tanpa kehadiran terdakwa. Dengan begitu, aset Riza Chalid baik di dalam negeri maupun luar negeri bisa disita atau dibekukan melalui pasal tindak pidana pencucian uang (TPPU).

Sebelumnya, Kejaksaan Agung menyatakan bahwa Riza Chalid mangkir dari panggilan pertama sebagai tersangka pada, Kamis (24/7/2025). Penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) pun sedang menjadwalkan pemanggilan kedua.

Sementara itu, Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemen Imipas) menyatakan telah berkoordinasi dengan Kejagung, imigrasi Malaysia, dan kepolisian Malaysia untuk memantau pergerakan Riza Chalid. Agus Andrianto Menteri Imipas menegaskan bahwa Riza telah meninggalkan Indonesia sejak Februari 2025. (ant/bil/iss)