
Nasaruddin Umar Menteri Agama (Menag) RI meminta maaf dan mengakui masih adanya kekurangan dalam layanan Ibadah Haji 2025.
Laporan Aini Kusuma Penyiar Radio Suara Surabaya dalam Catatan Haji 2025, secara umum, Menag mengatakan fase ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuszna), berjalan cukup baik dan lancar.
“Meski begitu, masih ada sejumlah kekurangan yang menjadi catatan penting untuk perbaikan ke depan. Mohon maaf atas ketidaknyamanan yang mungkin masih dirasakan sebagian jemaah,” katanya, dalam konferensi pers yang digelar, Rabu (11/6/2025) kemarin.
Selain itu, Menag juga mengapresiasi sejumlah inovasi baru yang diterapkan dalam penyelenggaraan haji tahun ini untuk peningkatan kualitas pelayanan seperti, penurunan biaya haji.
“Penurunan biaya haji ini merupakan hasil kesepakatan bersama. Sehingga BPIH tahun ini menjadi Rp89,4 juta,” ungkapnya.
Kemudian, lanjut Menag, yang kedua adalah pemberlakuan delapan syarikah yang berfungsi untuk mencegah praktik monopoli. Yang ketiga yakni, pembayaran Dam melalui Adahi dan Baznas.
“Tahun ini, kali pertama, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menetapkan dua jalur pelaksanaan DAM. Pertama, penyembelihan DAM di Tanah Suci melalui Program Adahi dan yang kedua penyembelihan Dam di Tanah Air,” jelasnya.
Sementara yang terakhir adalah penguatan ekosistem ekonomi haji. Ini merupakan program berkelanjutan yang telah diterapkan sejak tiga tahun terakhir.
“Program ini memungkinkan ekspor dalam bentuk bumbu nusantara. Pertumbuhan ekspor bumbu nusantara meningkat tajam hingga 475 ton, yang awalnya pada 2023 lalu hanya 16 ton,” tandasnya.(kir/faz)