
Nasaruddin Umar Menteri Agama (Menag) memastikan seluruh peserta haji Indonesia telah menjalani puncak ibadah haji, yaitu wukuf di Arafah dan kini semuanya tengah berada di Mina untuk melakukan lempar jumrah.
“Bisa dipastikan tidak ada satu pun jemaah yang tidak berangkat ke Arafah kemarin, kecuali yang sedang dirawat di rumah sakit dan tidak memungkinkan untuk bergerak. Mereka pun seluruhnya sudah dibadalkan,” ujar Nasaruddin di Mina, Jumat (6/6/2025) waktu setempat.
Dilansir Antara, Nasaruddin juga menjelaskan bagi jemaah yang lanjut usia, difabel, maupun sakit, pemerintah telah menyiapkan skema safari wukuf, agar mereka tetap mendapatkan hak menjalani rukun haji secara sah.
Pada Jumat pagi sekitar pukul 09.00 waktu Arab Saudi, jemaah juga telah meninggalkan Mudzalifah untuk bergerak ke Mina.
“Walau ada yang sempat salah masuk tenda, yang penting mereka sudah aman, masuk tenda, makan, minum, dan siap melanjutkan pelemparan jumrah,” kata Nasaruddin.
Menag turut menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Arab Saudi atas bantuan dan fasilitas yang diberikan kepada jemaah haji Indonesia, salah satunya kemudahan akses ambulans.
“Jumlah kematian juga menurun drastis. Hingga hari ini tercatat sekitar 150 orang wafat. Semoga tidak bertambah,” kata dia.
Namun ia mengingatkan, meski wukuf telah usai, jemaah tidak boleh lengah. Medan di Mina tetap berat dengan suhu yang bisa mencapai 50 derajat celsius pada siang hari.
Ia meminta jemaah tidak keluar dari tenda pada pukul 10.00 hingga 16.00 WAS demi menghindari risiko kesehatan.
“Tempatnya (lempar jumrah) memang terlihat dekat, tapi kalau dijalani terasa jauh. Pandangan kita sering tertipu. Jadi hindari keluar tenda pada jam-jam terik,” kata Menag.
Nasaruddin pun mengajak jemaah menjadikan lempar jumrah sebagai simbol pembersihan diri.
“Jangan hanya melempar batu, tapi buang juga sifat-sifat buruk: suka marah, pelit, berbohong, mengadu domba. Tinggalkan semua di sini, pulang ke Tanah Air sebagai pribadi yang lebih baik dan suci. Insya Allah, itulah yang akan menyelamatkan kita,” ujar dia. (ant/bil/faz)