
Syisyah, sebuah kawasan yang terletak sekitar 3,5 hingga 7 kilometer dari Masjidil Haram, sekarang dikenal sebagai wilayah dua musim bagi jemaah haji dan umrah.
Wilayah yang tenang dan jauh dari keramaian ini, menjadi tempat istirahat bagi ribuan jemaah haji, khususnya dari Indonesia, selama musim haji dan umrah.
Syisyah, yang dulu hanya merupakan perkampungan suku Badui yang hidup secara nomaden, kini telah berkembang pesat dengan berbagai fasilitas baru.
Aini Kusuma penyiar Radio Suara Surabaya dalam Catatan Haji yang didukung Shafira Tour & Travel dari Tanah Suci melaporkan, kawasan ini memiliki topografi berbukit-bukit gersang dan tandus, serta dikelilingi bukit batu cadas.
Namun, seiring berjalannya waktu, kawasan ini mulai berkembang dan kini menjadi salah satu area penyangga Kota Makkah.
Menurut catatan Serambi Indonesia, kawasan Syisyah awalnya tidak dipilih oleh warga Arab Saudi untuk tempat tinggal, kecuali oleh suku Badui.
Namun, seiring dengan meningkatnya jumlah jemaah haji dan umrah, Syisyah dipilih pemerintah Arab Saudi, khususnya Makkah, sebagai daerah penyangga bagi kota suci tersebut.
Saat ini, kawasan Syisyah dipenuhi dengan bangunan baru, mulai dari rumah penginapan berstandar hotel hingga apartemen yang dihuni oleh para pekerja migran, khususnya dari Asia Tenggara.
Sebelum dan selama musim haji, kawasan ini akan dipenuhi dengan ribuan jemaah haji, sementara pada Ramadan, Syisyah kembali ramai dengan jemaah umrah yang datang untuk beribadah di Masjidil Haram.
Meskipun Makkah menjadi tujuan utama bagi jemaah umrah selama Ramadan, Syisyah menjadi pilihan bagi mereka yang mencari penginapan dengan harga lebih terjangkau.
Tarif penginapan di Syisyah jauh lebih murah dibandingkan dengan di Makkah, namun akses transportasi terbatas.
Untuk memudahkan perjalanan jemaah, biro perjalanan umrah biasanya menyediakan transportasi ke Masjidil Haram. Sementara pada musim haji, armada bus shalawat siap mengangkut jemaah haji selama 24 jam.
Syisyah kini menjadi wilayah yang sangat penting bagi penopang kegiatan haji dan umrah, meskipun di luar musim haji dan umrah, kawasan ini relatif sepi.
Pemerintah Arab Saudi pun membatasi pembangunan di Syisyah hanya untuk hotel dan penginapan, dengan restoran dan toko-toko yang sangat terbatas, sebagai bagian dari strategi untuk mendukung sektor pariwisata dan penginapan di daerah tersebut.
Syisyah, dengan segala perubahan dan perkembangannya, kini menjadi simbol wilayah yang mendukung kelancaran ibadah haji dan umrah, sekaligus mencerminkan perkembangan pesat yang terjadi di sekitar Kota Makkah. (saf/ipg)