
Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan (Menkes) menekankan, pihaknya tengah menyiapkan langkah khusus dalam upaya menurunkan angka kematian bayi baru lahir dari 30 ribu menjadi 20 ribu per tahun.
“Kita lakukan pilot project. Kita mulainya di daerah Jawa Barat dulu, karena Jawa Barat itu kematiannya paling tinggi secara nominal,” kata Menkes dilansir dari Antara, Selasa (19/8/2025).
Menkes menjelaskan, terdapat tiga kabupaten di Jawa Barat yakni Bogor, Garut, dan Bandung, yang menjadi proyek percontohan. Proyek ini turut melibatkan bidan, puskesmas, dan rumah sakit, agar jalur rujukan lebih rapi dan cepat.
Ia menekankan peningkatan kualitas bidan menjadi prioritas penting. Karena itu, lanjutnya, Kemenkes bekerja sama dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) guna memperkuat kemampuan bidan dalam melakukan persalinan normal serta mendeteksi risiko sejak dini.
“Jadi, bidan juga dibagi bintang-bintangnya, ada bidan bintang 4, bintang 3, dan bintang 2. Kalau bintang 4 boleh ngelahirin (melakukan praktik persalinan) sendiri, bintang 3 nggak boleh, mesti didampingi. Bintang 2 jangan dulu, belajar dulu, supaya angka kematiannya turun,” papar Menkes.
Dalam upaya tersebut, jaringan bidan juga akan diintegrasikan dengan puskesmas, sehingga para bidan juga dapat merujuk ibu dan bayi yang berisiko ke dokter kandungannya di puskesmas.
“Nah dokter sama juga, seluruh dokter puskesmas nanti saya minta semua kolegium dokter anak sama obgyn ajarin dokter-dokter supaya bisa lihat risikonya lebih dini. Jadi, kalau ada risiko geser ke rumah sakit segera,” ucap Menkes.
Langkah lainnya, kata Menkes, adalah meningkatkan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC).
Sesuai rekomendasi WHO, Menkes memaparkan pemeriksaan minimum akan dinaikkan dari enam kali menjadi delapan kali. Dengan pemeriksaan lebih banyak, kata dia, risiko bisa diketahui lebih dini dan bayi segera dirujuk jika ada tanda bahaya. (ant/ata/saf/ipg)