
Praktikno Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) enggan berkomentar soal kebijakan Dedi Mulyadi Gubernur Jawa Barat (Jabar) yang membawa anak nakal ke Barak Militer.
“Wah, itu nanti kita tidak tahu. Saya tidak ada komentar lah,” katanya saat ditemui awak media di Universitas Terbuka (UT) Surabaya, pada Sabtu (17/5/2025).
Pratikno mengatakan bahwa kebijakan tersebut merupakan keputusan dari masing-masing daerah.
Namun, ia mengaku bahwa sebelumnya belum pernah membaca studi soal anak nakal dibawa ke Barak Militer.
“Saya tidak ada, saya belum pernah membaca studi tentang itu. Jadi, mungkin teman-teman yang lain sudah ada studi tentang itu, saya tidak tahu,” ucapnya.
“Tapi saya tidak ada kompetensi untuk menjawab hal tersebut,” imbuhnya.
Seperti diketahui sebelumnya, kebijakan itu dikeluarkan oleh Dedi Mulyadi Gubernur Jabar untuk memberikan pendidikan karakter pada anak nakal agar tidak meresahkan.
Mengacu pada Surat Edaran bernomor 43/PK.03.04/KESRA yang dikeluarkan Dinas Pendidikan Jabar, kriteria siswa yang dididik di barak militer diatur pada poin “Pembinaan Khusus bagi Siswa dengan Perilaku Menyimpang”.
Daftar perilaku khusus siswa yang memerlukan pembinaan khusus, setelah mendapatkan persetujuan dari orang tua, yakni siswa terlibat tawuran, kecanduan game, merokok, mabuk (mengonsumsi minuman beralkohol), balap motor liar, menggunakan knalpot brong, serta perilaku negatif lainnya.
Pembinaan tersebut, dilakukan melalui kerja sama antara Pemerintah Daerah Jabar, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, serta jajaran TNI dan Polri.(ris/kak/faz)