Sabtu, 23 Agustus 2025

Menko PMK: Kasus Balita Raya di Sukabumi Jadi Alarm Perbaikan Layanan Kesehatan Nasional

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Pratikno Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) saat memberi keterangan kepada awak media di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, pada Sabtu (23/8/2025). Foto: Risky suarasurabaya.net

Pratikno Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) menyatakan, kasus balita Raya asal Sukabumi, Jawa Barat (Jabar) yang meninggal akibat infeksi cacing, menjadi alarm nasional untuk memperbaiki kualitas layanan kesehatan nasional.

“Kasus Raya itu bagi kami adalah sebuah alarm nasional kita. Jadi kita telah diberi alarm dengan kasus itu, untuk memperbaiki semua hal,” katanya saat berada di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Sabtu (23/8/2025).

Pratikno mengatakan, Kemenko PMK sudah mengirim tim ke Sukabumi setelah mengetahui kejadian tersebut. Saat turun ke rumah almarhumah Raya, timnya menemukan bahwa keluarga tersebut tidak punya Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).

“Jadi, Dukcapil sudah menerbitkan KTP dan sudah menerbitkan KK untuk yang bersangkutan, kemudian juga langsung didaftarkan BPJS,” ucapnya.

Pihaknya memastikan, akan terus melakukan evaluasi, serta mendorong keaktifan pemerintah desa, Puskesmas, hingga Posyandu, agar semua warga bisa mendapatkan pelayanan yang baik, termasuk warga terdaftar BPJS.

“Pembayarannya gimana misalnya anggota BPJS? iuran BPJS itu, pemerintah melalui Kementerian Sosial, itu punya program namanya PBI. Jadi itu adalah iuran yang dibayar oleh pemerintah. Kalau tidak bisa dibayar oleh pemerintah, tidak masuk dalam daftar PBI dari Kemensos, itu Pemda bisa bayarin. Jadi melalui transfer ke daerah juga bisa, melalui PAD juga bisa,” jabarnya.

Lebih lanjut, pihaknya juga sudah menerbitkan peraturan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal agar fokus pada prioritas belanja dana desa untuk pelayanan kesehatan dasar.

“Yaitu, antara lain itu untuk iuran BPJS juga bisa. Juga tentu saja perbaikan sanitasi dan lain-lain,” imbuhnya.

Selain itu, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perumahan dan Kawasan Pemukiman untuk program untuk renovasi rumah. Serta dengan dengan Kementerian Pekerjaan Umum hingga Kementerian Kesehatan untuk memastikan pelayanan lebih baik.

“Jadi, kami kemarin konsolidasikan agar kasus ini tidak terulang kembali. Makanya kami menganggap kasus ini sebagai alarm bagi kita semua,” tuturnya.

Dalam rapat yang ia gelar, pihaknya juga meminta agar ada perbaikan SOP dalan menangani penyakit cacing terhadap anak, yakni dengan langsung meninum obat saat berobat.

“Kita tidak lepaskan, kita serahkan ke orang tua. Tetapi harus diminum di depan petugas. Yang kedua, misalnya SOP mengenai rujukan dari pukesmas ke rumah sakit. Kita sudah memperbaiki SOP bahwa puskesmas itu tugasnya bukan hanya menerbitkan rujukan habis itu selesai. Tapi juga menjamin penerima rujukan itu benar-benar ke rumah sakit,” ucapnya.

Kemenko PMK, kata dia, sudah menyampaikan belasungkawa kepada keluarga almarhumah Raya, serta memberikan bantuan.

“Dalam proses, minggu depan sudah mulai jalan untuk perbaikan. Tapi lebih penting lagi adalah kita harus memperbaiki secara nasional. Jangan sampai ada anak Indonesia mengalami kasus serupa ke depannya,” pungkasnya. (ris/saf/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Sabtu, 23 Agustus 2025
29o
Kurs